Kekejaman G30S PKI
Sejumlah Tokoh Bangsa yang Dianggap Kiri Seperti Sutan Sjahrir dan Tan Malaka Turut Jadi Korban
Bak suratan takdir, nasib tokoh-tokoh "kiri" hampir seragam: cepat populer, cepat pula terpinggirkan.
MESKI diyakini sebagai tokoh bangsa dan mempunyai jasa besar terhadap Republik Indonesia, sejumlah tokoh kiri ikut jadi korban.
Konflik dan pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI) setidaknya punya andil besar terhadap hukuman yang diterima tokoh kiri nasionalis seperti Sutan Sjahrir dan Tan Malaka.
Berikut kisahnya yang diungkap Intisari.
Selain Tan Malaka, satu lagi tokoh "kiri" yang berjasa di awal berdirinya negeri ini adalah Sutan (atau Soetan) Sjahrir.
Namanya harum sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia.
Namun, mirip Tan Malaka, kariernya pun tak bertahan lama.
Bak suratan takdir, nasib tokoh-tokoh "kiri" hampir seragam: cepat populer, cepat pula terpinggirkan.
Tulisan Asvi Warman Adam, sejarawan di LIPI, ini menjelaskan bagaimana karier politik Sjahrir.
Simak tulisannya di Majalah Intisari, dengan judul asli Meteor Sjahrir dan Tragedi Kiri.
Karier Sjahrir dalam dunia politik Indonesia dapat diibaratkan meteor yang melesat cepat.
Ketika Republik Indonesia masih bayi, ia dipercaya menjadi Perdana Menteri, jabatan yang disandangnya pada usia sangat muda, 36 tahun.
Putra pasangan Mohammad Rasad dan Puti Siti Rabiah yang lahir di Padang Panjang, 5 Maret 1909 ini memang telah berjuang sejak usia belia.
Selepas Europeesche Lagere School (ELS, setingkat SD) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO, setingkat SMP) di Medan, Sjahrir masuk Algemene Middelbare School (AMS, setingkat SMA), di Bandung.
Sikapnya yang merakyat sudah terlihat di sekolah ini. la bergabung dalam kelompok teater, berperan sebagai sutradara, penulis skenario, dan aktor.
Lalu, uang yang diperoleh dari hasil pementasan digunakan untuk membiayai sekolah yang didirikannya untuk orang tidak mampu, Tjahja Volksuniversiteit.