Ahok Ultah

Genap Berumur 52 Tahun, Ini Sepak Terjang Ahok

Di balik kesuksesannya memimpin Jakarta sekaligus kontroversi, Ahok merupakan pengusaha timah sukses seperti ayahnya.

POOL/ KOMPAS.com/ KRISTIANTO PURNOMO
Terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengikuti sidang pembacaan putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2017). Majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana 2 tahun penjara. 

29 Juni 1966, Zhong Wanxue, nama Tionghoa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, lahir dari pasangan almarhum Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw) di Manggar, Belitung Timur.

Di balik kesuksesannya memimpin Jakarta sekaligus kontroversi, Ahok merupakan pengusaha timah sukses seperti ayahnya.

Kesuksesan itu dimulai sejak Ahok kecil. Kehidupan Ahok yang merupakan anak sulung dari empat bersaudara, serupa dengan anak-anak daerah pada umumnya. Dia bersekolah di sekolah negeri Gantung Belitung Timur, mulai dari SDN 03 Gantung, SMP 1 Gantung, dan SMA III PSKD.

Baca: Hari Ini Ahok Ulang Tahun, Pendukungnya Malah Kirim Ucapan Selamat di Akun Instagram Sandiaga Uno

Selepas SMA, Ahok remaja yang nakal kemudian 'dibuang' ayahnya ke Jakarta. Dirinya dititipkan di rumah pamannya, Misribu Andi Baso Amier binti Acca, sembari menyelesaikan kuliah di Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Mineral Universitas Trisakti pada 1990.

"Saya itu termasuk anak yang beruntung, anak-anak seumuran saya mana ada yang punya motor jeep, makanya saya dulu bandel sekali, eggak bener. Begitu saya dibuang ke Jakarta, saya baru mikir," ungkap Ahok kala berkampanye dalam Pilkada DKI Jakarta di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Maret 2017.

Usai meraih gelar insinyur, Ahok pulang kampung untuk melanjutkan bisnis keluarga. Dirinya mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah pada 1989.

Baca: Deddy Mizwar: Saya Hanya Menyiapkan Kemenangan

Sukses mendulang timah, Ahok yang telah beristrikan Veronica Tan itu mengembangkan bisnis dengan membangun pabrik pengolahan pasir kuarsa di Belitung Timur. Pabrik tersebut digadang sebagai pelopor kawasan industri dan pelabuhan samudra, dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK) saat ini.

Sesuai dengan harapan ayahnya, Indra Tjahaja Purnama yang menamakannya Ban Hok; Ban berarti puluhan ribu, Hok berarti belajar, Ahok dinilai sukses dibandingkan ketiga adiknya, yakni Basuri Tjahaja Purnama, seorang dokter sekaligus Bupati di Belitung Timur; Fifi Lety, pengacara; dan Harry Basuki, konsultan pariwisata dan perhotelan.

Sukses di bidang bisnis, Ahok terjun ke dunia politik. Tahun 2005 Ahok terpilih menjadi Bupati Belitung Timur. Kiprah politiknya berlanjut dengan terpilihnya dia menjadi anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar.

Baca: Mad Romli Optimis Menang di TPS-nya

Namun, belum habis masa pengabdiannya, Ahok mengundurkan diri dari Partai Golkar untuk mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra dalam Pilgub DKI Jakarta tahun 2012.

Berpasangan dengan Jokowi, sapaan Joko Widodo, Ahok terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan perolehan suara sebesar 53,82 persen, unggul dibandingkan pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang mendapatkan suara sebesar 46,18 persen.

Nasib mujur kembali berembus. Dua tahun mendampingi Jokowi yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pilpres 2014, warisan tampuk pimpinan Ibu Kota pun diterimanya dari Jokowi yang terpilih menjadi Presiden Indonesia, pada 14 November 2014.

Baca: Cuma Ada Calon Tunggal, Warga Desa Parahu Nilai Pemilihan Bupati Tangerang Kurang Seru

Ahok resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, pada 19 November 2014. Jabatan itu diterimanya setelah sukses menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta sejak 16 Oktober hingga 19 November 2014.

Menempati posisi puncak, sejumlah perubahan pun dilahirkan, mulai dari pembentukan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), hingga pemanfaatan teknologi guna keterbukaan informasi. Mulai dari penyempurnaan Jakarta Smart City, hingga live streaming YouTube pada setiap rapat serta pengambilan keputusan.

Namun, prestasi saja tidak cukup. Ahok mulai memicu kontroversi ketika menentang sekaligus keluar dari partai pengusungnya, Gerindra, pada 10 September 2014. Alasannya, karena perbedaan pendapat terkait RUU Pilkada. Alhasil, posisi Wakil Gubernur DKI Jakarta pun diisi kandidat dari PDIP, yakni Djarot Saiful Hidayat.

Baca: Humas Bantah Hari Ini Masuk Taman Margasatwa Ragunan Gratis, Katanya Harga Tiket Tetap Normal

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved