Ekslusif Wartakota

Status Keras Mahfud MD: Berantas Sarang Nyamuk Agar Tak Ada Gangguan, Netizen Sebut Partai Tertentu

Mahfud MD menulis status sindiran dengan menyebut nyamuk itu penyebar penyakit yang bisa membunuh manusia. Netizen menyebut PKS?

Penulis: Suprapto | Editor: Suprapto
Kompas TV
Anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD, saat menggelar jumpa pers, Kamis (31/5). 

PROF Mohammad Mahfud MD menulis status agar memberantas sarang nyamuk supaya nyamuk-nyamuk kecil tidak menyerang.

Pernyataan sindiran Mahfud MD itu disampaikan sehari setelah menyebut PKS melahirkan dua koruptor besar.

"Saya tahu persis. Saya bilang, PKS itu sudah melahirkan dua koruptor besar, mau melurus-luruskan orang dengan cara tidak sopan. Itu baru yang dipenjara, belum lagi yang dilaporkan, masih dalam proses. Itu yang tidak sah," tutur Mahfud di Kantor BPIP, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018), seperti ditulis Wartakotalive.com.

Hal itu diungkapkan Mahfud karena dirinya jengkel setelah mendapatkan meme dari seorang kader PKS yang bertulisan 'Saya Pancasila, Saya Rp 100 Juta'.

Baca: Peluk Sohibul Iman di Hari Lahir Pancasila, Mahfud MD Berdamai dengan PKS

Baca: Kader PDIP Geruduk Kantor Radar Bogor, Mahfud MD: Argumen Jangan Dibalas Fisik

Hari ini, sekitar empat jam lalu, Mahfud MD menulis status sindiran dengan menyebut nyamuk itu penyebar penyakit yang bisa membunuh manusia.

Karena nyamuk membahayakan manusia, kata Mahfud, setiap negara mempunyai program penyemprotan nyamuk atau fogging..

"Setiap yg jd penguasa hrs menyemprot nyamuk2 sbg sumber penyakit tetapi harus mengembangkanbiakkanmerpati yang berwatak tak pernah ingkar janji," tulis Mahfud di akun twitternyata, Jumat (1/6/2018).

Baca: Pidato Asli Bung Karno Terkait Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945

Baca: Dikirimi Meme Saya Pancasila Saya Rp 100 Juta, Mahfud MD Sebut PKS Lahirkan Dua Koruptor Besar

Inilah status Mahfud MD‏ di akun twitter @mohmahfudmd: Nyamuk itu penyebar penyakit, bisa membunuh dengan DB atau malaria. Makanya setiap negara punya program fogging atau semprot nyamuk. Setiap yg jd penguasa hrs menyemprot nyamuk2 sbg sumber penyakit tetapi harus mengembangkanbiakkanmerpati yang berwatak tak pernah ingkar janji.

Menurut Mahfud, jika kita sering diganggu nyamuk tetapi malas membunuh nyamuk itu satu per satu, maka langkah paling efektif adalah dengan memberantas sarang nyamuk.

"Kalau Anda digangu banyak nyamuk dan terlalu malas atau lelah untuk menepuknya satu persatu maka cari sarangnya kemudian semprot dgn perstisida, pasti gangguan nyamuk akan berakhir, paling tinggal satu satu yg nongol dan tak perlu diacuhkan," tulis Mahfud.

Twit Mahfud MD ini langsung mendapat komentar sejumlah netizen (warganet).

Ada yang mempersoalkan kebenaran pernyataan Mahfud karena nyamuk tidak seperti semut sehingga tidak memiliki sarang, tetapi ada juga yang menyebut PKS.

@tiyang_alitt: Sarangnya PKS kemarin abis di semprot @mohmahfudmd

@Priyanto975: Prof setahu saya nyamuk itu tak bersarang krn dia hidup soliter.... kalau semut baru punya sarang, jadi mau nyari sarang nyamuk di mana prof?

@CahayaMata007: Jangan salah yg di got itu raja cebong

 @adisetiawanGN: Yang Mana Sarang Koruptor?

 @HamdanMujahid: Berani nyemprot PDIP?

Mahfud MD: PKS Lahirkan Dua Koruptor Besar

ANGGOTA Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD mengatakan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah melahirkan dua koruptor besar.

"Saya tahu persis. Saya bilang, PKS itu sudah melahirkan dua koruptor besar, mau melurus-luruskan orang dengan cara tidak sopan. Itu baru yang dipenjara, belum lagi yang dilaporkan, masih dalam proses. Itu yang tidak sah," tutur Mahfud di Kantor BPIP, Jakarta Pusat, Kamis (31/5/2018).

Hal itu diungkapkan Mahfud karena dirinya jengkel setelah mendapatkan meme dari seorang kader PKS yang bertulisan 'Saya Pancasila, Saya Rp 100 Juta'.

Padahal, Mahfud menceritakan anggota PKS yang tidak disebutkan namanya tersebut kerap bertandang ke rumahnya untuk berdiskusi bersama.

"Saya agak jengkel juga. Ada teman dari Yogya anggota PKS, orang ini baik sama saya. Dia kirim meme isinya gambar 'Saya Pancasila, Saya 100 Juta.' Orang ini kurang ajar, akhirnya saya blok," ungkap Mahfud.

Mahfud justru meminta kader tersebut menanyakan ke pimpinannya yang duduk di DPR, berapa juta rupiah yang didapatkannya per bulan.

"Pasti dua kali lebih besar (dari BPIP). Anggota saja. Jangan ketuanya. Kalau ketuanya masih ditambah Rp 100 juta lagi," ucap Mahfud.

Dirinya yang juga terkena imbas akibat adanya isu keuangan BPIP ini, dan mengatakan akan melawan isu yang sarat akan unsur politisasi tersebut.

"Karena saya anggota, saya selalu disebut-sebut. Saya enggak bisa dan harus saya harus lawan ini," tegas Mahfud.

Dikutip dari Perpres Nomor 42 tahun 2018 yang diunduh dari laman Setneg.go.id, disebutkan gaji Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Sukarnoputri mencapai Rp 112,54 juta per bulan.

Sedangkan anggota Dewan Pengarah BPIPmenerima Rp 100,81 juta per bulan. Anggota Dewan Pengarah BPIP di antaranya Tri Sutrisno, Ahmad Syafii Maarif, Said Aqil Siradj, Ma'ruf Amin, Mahfud MD, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe, dan Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya.

Sedangkan Kepala BPIP mendapatkan hak keuangan sebesar Rp 76,5 juta per bulan, Wakil Kepala BPIP Rp 63,75 juta, Deputi BPIP Rp 51 juta, dan staf khusus BPIP sebesar Rp 36,5 juta.

Mahfud MD Berdamai dengan PKS

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD mengaku sudah berdamai dengan pihak Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Mahfud MD sebelumnya mengaku jengkel usai dikirimi meme 'Saya Pancasila, Saya 100 Juta' dari temannya asal Yogyakarta, yang merupakan kader PKS.

Meme itu dibuat berdasarkan polemik gaji ketua dan anggota Dewan Pengarah BPIP yang menghangat akhir-akhir ini.

Saat ditemui usai mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018), Mahfud mengatakan konflik itu sudah berakhir.

Mahfud mengatakan, konflik itu berakhir setelah dirinya dan Presiden PKS Sohibul Iman yang turut hadir di Gedung Pancasila tersebut, saling berpelukan.

“Kalau saya masalah itu sudah selesai dengan berpelukan dengan Pak Sohibul Iman tadi, sisanya tinggal masyarakat mau berhenti juga atau mau meneruskan terserah, itu sudah di luar saya,” tuturnya.

Mahfud menuturkan, kader PKS yang mengirimi meme tersebut juga sudah meminta maaf kepada dirinya, sehingga Mahfud MD menganggap masalah itu sudah selesai. Mahfud juga sudah menyerahkan nama kader PKS tersebut kepada DPP PKS.

“Kita sudah selesai, yang bersangkutan sudah minta maaf, dan saya sudah serahkan namanya ke PKS. Kalau mau tahu namanya tanya saja ke mereka,” ucap mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved