Melihat Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di Kawasan Selo Boyolali

Pagi itu, saat melihat cerahnya Merapi dan Merbabu, kami lantas tertarik menuju ke kaki-kaki dua gunung tersebut.

Warta Kota/Heribertus Irwan Wahyu Kintoko
Pemandangan Merapi dan Merbabu di Selo, Boyolali. 

WARTA KOTA, PALMERAH----Pagi hari di pertengahan Mei 2018, di depan rumah dinas Bupati Boyolali Seno Samodro, Jalan Raya Merbabu, Boyolali, dua gunung indah, Merapi dan Merbabu, seolah menyapa ramah kami yang pagi itu sedang berjalan kaki.

Dari kejauhan, Merapi dan Merbabu terlihat begitu cantik. Sebelum hari itu, Merapi baru saja `batuk' hingga mengeluarkan asap yang membumbung tinggi yang disebut freatik.

Baca: Tiga Hari Terakhir Gunung Merapi Kalem, Status Waspada Berpotensi Diturunkan

Beberapa hari terakhir ini, letusan Merapi juga sering terjadi. Akibatnya, hujan abu kerap mengarah ke selatan, menuju Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kawasan Boyolali yang berada di sisi timur Merapi termasuk `aman' dari hujan abu akibat letusan freatik Merapi kemarin.

Pagi itu, saat melihat cerahnya Merapi dan Merbabu, kami lantas tertarik menuju ke kaki-kaki dua gunung tersebut.

Baca: Gunung Merapi Erupsi Lagi, Warga Sekitar Kaki Gunung Masih di Barak Pengungsian

Bukan mendaki, tetapi melihat dari dekat di Selo, Kabupaten Boyolali.

Sawaji bersedia mengantarkan kami dari penginapan di Hotel Pondok Indah yang ada tidak jauh dari rumah dinas bupati itu menuju kawasan Selo.

Selo merupakan daerah celukan di antara kaki Merbabu dan Merapi. Dari pusat kota Boyolali, Selo dapat ditempuh sekitar 30 hingga 45 menit perjalanan darat tanpa kemacetan.

Meski hanya selebar dua lajur jalan yang berlawanan arah, jalanan menuju Selo sudah sangat baik, bahkan mulus.

Jarang terlihat kerusakan, kecuali di jembatan besi setelah Pasar Sayur Cepogo, yang sedang dalam perbaikan untuk dilebarkan.

Baca: Syuting di Merbabu, Monica Setiawan Siapkan Selimut

Pasar sayur tersebut merupakan titik terakhir dari Boyolali sebelum kendaraan harus mulai menanjak. Di jalur itu, kemacetan terasa lantaran aktifitas warga di pasar itu.
Setelah itu, jalur pendakian dimulai. Selama satu jam, Sawaji dengan lihainya mengendarai minibus sejenis Toyota Hiace melalui jalur jalan pegunungan yang berkelak-kelok.

Naik, turun diantara jalur-jalur curam. Tidak hanya motor warga setempat, jalur utama tersebut juga ramai dilintasi mobil-mobil pribadi.

Sebab, jalur menuju Selo yang terasa begitu sejuk karena banyak pepohonan hijau ini adalah satu-satunya jalan provinsi yang menghubungkan Boyolali, Muntilan hingga Magelang, dan arah sebaliknya.

Jalanan yang tidak selalu lurus itu kerap membuat Sawaji ekstra berhati-hati dan terus waspada.

Sambil berkendara terus berupaya melihat kemegahan Merapi.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved