Tiga Hari Terakhir Gunung Merapi Kalem, Status Waspada Berpotensi Diturunkan
Ia mencontohkan, status Waspada saat ini bisa saja berlangsung lama seperti pada 2006 dan 2010 silam.
KEPALA Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyatakan, meski selama tiga hari lebih tidak menunjukkan aktivitas yang mencolok atau siginifikan dibanding sepekan sebelumnya, Gunung Merapi masih berstatus waspada.
Ditemui di kantornya pagi ini, Hanik menjelaskan, embusan-embusan kecil masih terjadi. Sejak 27 Mei hingga pagi tadi pukul 10.00 WIB, tercacat embusan terjadi sebanyak dua kali, dan guguran sebanyak lima kali.
Meskipun saat ini aktivitas Gunung Merapi disebut landai, status belum serta-merta diturunkan. Hanik menyebutkan, kemungkinan masih 50 persen status bisa saja turun dan bisa naik, tergantung aktivitas Gunung Merapi ke depan seperti apa.
Baca: Bekasi Bakal Kembalikan Truk Sampah DKI Gara-gara Hal ini
Ia mencontohkan, status Waspada saat ini bisa saja berlangsung lama seperti pada 2006 dan 2010 silam. Saat itu, status waspada berlangsung hingga satu bulan lebih.
"Kita akan lihat terus perkembangan data. Bisa saja status diturunkan bila tidak ada aktivitas yang signifikan dengan melihat berbagai parameter data pantauan, seperti kegempaan deformasi dan geokimia," jelas Hanik, Senin (28/5/2018).
Berkaitan dengan kondisi Gunung Merapi yang sementara ini belum kembali menunjukkan aktivitas signifikan sehingga para pengungsi sudah kembali ke rumah masing masing, Hanik mengatakan, memang pada dasarnya bila status masih waspada, belum perlu ada pengungsian.
Baca: 75 Persen Penanganan Terorisme Kerja Intelijen, Banyak Istri Anggota Densus 88 Minta Cerai
Hanya, bila memang masyarakat merasa lebih tenang lebih nyaman, pihaknya tidak bisa mencegah pengungsian. Meski demikian, Hanik mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Merapi.
"Tetap hati-hati, kesiapsiagaan masyarakat terus dilakukan. Sosialisasi dan update informasi terus dilakukan," ucapnya.
Hanik menambahkan, untuk data hasil analisis laboratorium terhadap sampel letusan pada 21 Mei 2018 belum ada tambahan. (Yudha Kristiawan)