Eksklusif Wartakota

Inilah 13 Sisi Gelap Sistem Khilafah, Mulai Perang Saudara sampai Tewasnya Khalifah Utsman bin Affan

Praktik pemerintahan sistem khilafah ternyata tidak hanya menjanjikan kesejahteraan, tetapi juga memiliki sejumlah kelemahan.

Editor: Suprapto
Geotimes
Khilafah 

3. Selanjutnya Imam Ali berperang dengan Mu’awiyah (perang shiffin). Kitab Tarikh al-Khulafa Imam Suyuthi bercerita bagaimana dengan cerdik pasukan Mu’awiyah yang hampir kalah mengangkat Mushaf al-Qur’an di ujung pedang mereka dan meminta perundingan.

Ali bin Abi Thalib paham bahwa ini hanya taktik belaka dan meminta pasukannya terus menggempur Mu’awiyah. Namun atas nama mencintai mushaf al-Qur’an pasukan Ali menjadi ragu melanjutkan pertempuran.

Taktik kotor Mu’awiyah berhasil. Terjadilah gencatan senjata dan perundingan yang berakhir tragis untuk pasukan Khalifah Ali, sang menantu Nabi.

4. Periode fitnah pertama di atas berakhir dengan perdamaian antara Sayyidina Hasan dan Mu’awiyah. Kisah periode ini sudah saya ceritakan dalam berbagai tulisan saya.

5. Fitnah kedua berlangsung pada periode pembantaian Sayyidina Husain di Karbala dan berlanjut dengan perlawanan Abdullah bin Zubair.

Imam al-Thabari dalam kitab Tarikhnya menceritakan dengan detil berpuluh-puluh halaman apa yang terjadi di Karbala, dan mencatat siapa saja keluarga Sayyidina Husein yang terbunuh lengkap dengan menyebutkan siapa pembunuh maisng-masing, pada 10 Muharram di Karbala. Kepala cucu Nabi dipenggal.

6. Dilaporkan pula oleh Imam Thabari bahwa Abdullah bin Zubair, penguasa Mekkah saat itu, dibunuh oleh pasukan al-Hajjaj dengan cara kepalanya dipenggal dan tubuhnya disalib. Dan pasukan al-Hajjaj lantas berteriak mengumandangkan takbir.

7. Periode peperangan antara al-Walid II dan Yazid III dikenal dalam sejarah islam sebagai fitnah ketiga, yang berakhir dengan naiknya Marwan II sebagai Khalifah terakhir Umayyah.

8. Kepala al-Walid II dipenggal oleh pasukan Yazid, yang kemudian mengambil alih posisi Khalifah. Setelah dipenggal, atas perintah Yazid, kepala al-Walid II ditusuk diujung tombak dan diedarkan ke jalan raya dan pasar di Damaskus, bahkan sengaja dibawa ke bekas rumah ayahnya.

Tindakan ini memicu kegeraman keluarga al-Walid II. Dinasti Umayyah terpecah belah akibat pertikaian internal mereka sendiri yang dipicu oleh kelakuan buruk al-Walid II.

9. Yang paling mengkhawatirkan untuk Marwan II adalah pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Abbasiyah. Kelompok ini dipimpin oleh Abul Abbas bin Abdullah as-Saffah.

Pemberontakan dimulai dari Khurasan. Dipimpin oleh Abu Muslim, jenderal pengikut setia Abul Abbas. Penduduk Khurasan mulai membaiat Abul Abbas sebagai Khalifah.

Kubu Abbasiyah ini mengambil legitimasi dari jalur keluarga Nabi Muhammad, yaitu keturunan Abbas, paman beliau SAW.

Keluarga Nabi yang pada masa Dinasti Umayyah tersingkirkan menemukan momentum untuk masuk ke kekuasaan.

10. Dalam pertempuran di dearah Zab, pasukan Marwan II bertemu dengan pasukan gabungan dari Abbasiyah, Syi’ah dan penduduk Persia, yang dipimpin oleh Abdullah bin ‘Ali (paman dari Abul Abbas). Marwan II berhasil dikalahkan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved