Keajaiban Pola Makan Sehat dengan Mengurangi Makan Nasi dan Sakit Pun Hilang
Setelah tiga bulan mengurangi nasi dan gula dan bulan keempat stop sama sekali, sakit saya benar-benar hilang.
Satu sampai dua jam kemudian, dia mengudap buah.
Makan siang dan malam hanya sayuran dan lauk-pauk.
Camilan di kala sore biasanya buah atau kacang almond. Lena yang banyak bekerja di lapangan ini pun rajin berjalan kaki.
”Selain enggak pusing lagi, saya malah lebih berenergi dan gampang ngantuk,” ujarnya.
Pola makan yang dijalani Lena tersebut sebenarnya telah lama menjadi saran hidup sehat yang sangat direkomendasikan oleh seorang dokter ahli gizi, Tan Shot Yen.
Dokter yang dikenal nyentrik ini amat tegas merekomendasi pasien-pasiennya untuk berhenti mengonsumsi nasi.
Dr Tan bukan tanpa alasan.
Bahkan, kepada orang yang merasa sehat-sehat saja, Tan menyarankan berhenti mengonsumsi nasi, gula, dan makanan berpati.
Simak saja di kliniknya di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten.
Puluhan pasien baru biasanya dikumpulkan dalam satu ruangan dan diberikan semacam kuliah mengenai pola makan sehat.
Dokter yang Maret lalu menyelesaikan program doktoralnya di bidang gizi itu berpendirian bahwa pola makan bagaimana pun adalah ”obat” yang fundamental dalam menyembuhkan penyakit.
Bukan berarti ia anti-obat.
Namun, ia tak ingin pasien seumur hidup bergantung pada obat tanpa sudi mengubah gaya hidup melalui pola makan sehat.
Simak pengalaman Yulianti (39). Bulan Januari lalu, dia tersentak mengetahui dirinya ternyata terkena diabetes dengan gula darah tinggi mencapai 460 dan HbA1 bertengger di angka melampaui normal 9,7 persen.
Yulianti yang menggemari jajan ini sempat berusaha mengubah pola makan dengan mengganti nasi menjadi nasi merah atau kentang.