Pengemis di Bali Berpenghasilan Rp 9 Juta Sebulan, Gaji Kamu?
"Ya bisa dapatlah Rp 250.000," kata Nyoman Sari, seorang pengemis yang ditemui akhir Januari lalu di trotoar pinggiran Jalan Raya Ubud, Gianyar.
Bahkan dari keterangan sejumlah pegawai bank di Ubud, para gepeng (gelandangan dan pengemis) yang beroperasi di Ubud rutin menabung ke bank setiap bulan, dengan nominal Rp 2 juta hingga Rp 6 juta.
"Sulit menertibkan. Sekarang ditangkap, setelah dilepas beberapa hari kemudian, mereka beroperasi lagi. Itu karena mereka bisa hidup enak dengan meng-gepeng. Mereka bisa beli handphone, bisa menabung jutaan rupiah setiap bulan," ujar Kepala Dinas Satpol PP Gianyar, Cokorda Agusnawa, Senin (29/1/2018).
Menurut Kepala Satpol PP Denpasar, I Dewa Gede Anom Sayoga, di Denpasar lebih banyak pengemis dari luar Bali daripada pengemis lokal (Bali).
"Pengemis di Denpasar kadang ada, kadang tidak. Musiman sifatnya. Kalau kami temukan mereka, langsung kami giring," kata Anom Sayoga.
Ada yang unik dari pengemis di Denpasar. Mereka, banyak yang berpura-pura cacat, bahkan pura-pura gila. Segala cara dilakukan untuk membuat masyarakat iba kepada mereka.
"Pura-pura stres ada. Kalau yang pura-pura ini kebanyakan dari luar Bali, karena sempat saya cek kapan hari. Kami kan belajar dari kejadian-kejadian yang pernah ditayangkan di televisi. Makanya, kami periksa mereka saat razia. Terbongkarlah kepura-puraan mereka," kata Anom Sayoga.
Pengemis di Denpasar mengincar kawasan keramaian, seperti di persimpangan yang ada traffic light, depan mal, dan sekitar pasar.