Mahfud MD Lantang Tolak Negara Minta Maaf ke PKI Sama Persis Seperti Pandangan Emha

Indonesia tidak boleh minta maaf kepada PKI, no way, kata dia, sejumlah tokoh lainnya juga berpendapat yang sama.

Kompas
Mahfud MD 

Demikian, sebagaimana disampaikan Mahfud, dalam salah satu kicauan di media sosial.

Padahal, dalam salah satu video yang beredar, bekas atasan Mahfud MD yaitu Presiden Gus Dur malah menyalahkan Soeharto dalam kasus PKI itu.

Sejumlah kalangan termasuk netizen juga mengecam wacana Indonesia sampai harus minta maaf kepada PKI.

Suara-suara masyarakat di antaranya bisa diketahui dari komentar-komentar keras yang disampaikan di media sosial dan media online.

Baca: Amoroso Katamsi Ikuti Keseharian Soeharto Temukan Fakta Mengejutkan Demi Peran di Film

Barangkali, benturan tidak akan terelakkan kalau sampai ada upaya negara minta maaf kepada PKI apalagi banyak masyarakat sipil, khususnya kaum Muslim yang jadi korban keganasan PKI.

Terkait kontroversi Partai Komunis Indonesia (PKI), Emha Ainun Najib atau Cak Nun ikut memberikan penjelasannya.

"Jadi, siapa duluan yang membunuh?" katanya, dalam sebuah tanya jawab yang beredar luas di media sosial.

Emha Ainun Najib
Emha Ainun Najib (Wikipedia)

Dia menyorot kasus 1948 dan 1965.

Dia minta semua mempelajari sejarah bangsa ini.

"Jadi, kalau dua kampung berseteru, satu dibunuh, yang lain ikut membunuh karena kalau tidak saya membunuh, saya akan dibunuh," katanya.

Dia menyatakan, di kala terjadi banyak penculikan dan pembunuhan oleh PKI, dia memang tiap hari membawa pedang karena bapaknya akan diculik dan dihabisi PKI demikian juga yang akan terjadi pada Cak Nun.

"Namaku, dulu, masih Muhammad, tapi supaya tidak Islam nemen (terlalu), tak (aku) ganti jadi Emha," katanya.

Baca: Kisah Loyalitas Tendean yang Mengaku sebagai AH Nasution

Yang menarik, dalam tanya jawab ini, Cak Nun membuka tentang fakta bahwa keturunan PKI ada di mana-mana dan tidak ditolak bekerja bahkan ada yang diterima dalam kedudukan terhormat sebagai staf Presiden.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved