Isu Kebangkitan Komunis
Tragis, Jenderal Ini Minta Ditembak Mati dengan Mata Terbuka, Tapi yang Terjadi Justru
Semula Supardjo meminta agar eksekusi dilakukan dengan mata terbuka. Tapi setelah dibicarakan dengan keluarga, niat itu urung dilaksanakan.
Waktu yang diberikan lebih lama dari biasa, yaitu dua jam. Saat itu ayahnya memberi nasehat dengan memegang sebutir apel.
Ia menyuruh anak-anaknya untuk memecahkannya dengan genggaman tangan.
Tentu tidak berhasil. Setelah apel di potong-potong, gampang dipecahkan.
“Kalau keluarga sudah terpecah belah, maka kalian akan gampang dihancurkan,” pesan terakhir Supardjo yang diingat betul anak-anaknya.
Semula Supardjo meminta agar eksekusi dilakukan dengan mata terbuka. Tapi setelah dibicarakan dengan keluarga, niat itu urung dilaksanakan.
Saat itu Sugiarto sempat mengajukan permintaan terakhir, yaitu agar ayahnya mati secara gagah.
Pagi-pagi sekali setelah pelaksanaan eksekusi, Mr. Suwadji, pengacara Supardjo datang untuk memberitahu keluarga.
Ia juga khusus menemui Sugiarto. “Ayahmu matinya gagah,” katanya.
Sugiarto bangga, meski hingga kini ia mengaku tidak pernah tahu di mana kubur ayahnya.
“Tapi di mana pun jasad beliau, doa kita akan sampai juga,” kata pria berperawakan besar ini. (Tjahjo Widyasmoro)
Artikel tayang di Intisari.grid.id: Apakah Brigjen Supardjo Bersalah dalam G30S? Ini Jawaban Mantan Panglima Siliwangi Ibrahim Adjie