'Jual' Kerinduan Masa Soeharto, Partai Berkarya Targetkan Posisi Dua Besar di Pemilu 2019

Partai Berkarya serius menjadi salah satu partai politik yang akan bertarung dalam Pemilihan Umum 2019.

Penulis: Feryanto Hadi |
WARTA KOTA/FERYANTO HADI
Ketua Umum Partai Berkarya Neneng A Tutty saat jumpa pers di Kantor DPP Partai Berkarya, Jalan Antasari Raya Nomor 20, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (2/8/2017) malam. 

"Kami dorong Pak Tommy maju dalam pemilihan presiden untuk mengembalikan kejayaan Indonesia, seperti swasembada pangan, pembangunanm dan menciptakan keadilan di Tanah Air," imbuhnya.

Bentuk Sayap Partai

Partai Berkarya juga meresmikan pendirian sayap partai bernama Perisai atau kependekan dari Patriot Organisasi Pagar Negeri.

Tri Joko Susilo selaku Ketua Umum Perisai Berkarya mengatakan, anggota organisasi itu berasal dari sejumlah kalangan seperti LSM, budayawan, pendidik, dakwah, nasionalis dan bidang lain.

Menurutnya, mereka menyadari diperlukannya sosok-sosok pembelajar cepat yang mampu menjadi penengah dan pembaca keadaan, untuk menghadapi situasi sekarang dalam mengawal NKRI dari ancaman kemiskinan, disintegrasi, dan tantangan global.

Baca: Keponakan Terpidana Korupsi Laporkan Novel Baswedan ke Bareskrim, Ini Tanggapan KPK

"Maka kader-kader Partai Berkarya mendirikan organisasi sayap Partai Berkarya yang bekerja di bidang kebudayaan, pendidikan, serta ekonomi kerakyatan. Sekaligus sebagai patriot yang mengawal agenda-agenda pembina Partai Berkarya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto dan agenda partai secara keseluruhan," papar Tri Joko.

Nurchalis selaku Bendaraha Umum Perisai Berkarya menyatakan, seluruh anggota Perisai bertekad mengobarkan semangat, menjadi ruh yang turut mengokohkan partai.

"Maka mindset di Perisai adalah secara aktif maju secara atraktif, deklaratif, proklamatif, mengawal menuju Indonesia yang dirindukan. Indonesia yang melindungi segenap rasa dan karsa manusia Indonesia, manusia Pancasila yang nasionalis dan religius," imbuhnya.

Baca: Kaum LGBT Ikut Perangi ISIS di Suriah

Salah satu langkah konkret organisasi ini, lanjutnya, dengan wacana untuk memotong mata rantai distribusi yang saat ini begitu panjang, yang menyebabkan harga kebutuhan mahal serta adanya ketimpangan yang sangat mengungungkan tengkulak ketimbang para petani.

"Kami punya sejumlah konsultan ahli, dan kami akan pelan-pelan merambah ke daerah untuk membangun lumbung-lumbung atau tempat transit hasil pertanian, perkebunan, atau hasil para nelayan. Ini agar tengkulak tidak membeli dari pedagang dengan harga murah, lalu dijualnya sangat tinggi," jelasnya.

Selain itu, konsultan dari organisasi ini akan terjun ke petani untuk mengembalikan kejayaan Indonesia terkait swasembada pangan.

"Dulu satu hektare sawah bisa hasilkan 7 ton beras. Sekarang hanya tiga ton, karena kualitas tanah menurun dengan digunakannya pupuk yang terlalu banyak kandungan kimianya."

"Kami akan sarankan petani gunakan pupuk organik agar kualitas tanah kembali baik dan hasil panen meningkat," beber Asril Amir selaku Waketum Perisai Berkarya. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved