Leisure

Nuansa dan Rasa Tardisional Tiongkok di Resto Chuan Tin

Seluruh ornamen resto sampai bahan rempah-rempah didatangkan dari Tiongkok. Hmmm, mau coba?

Penulis: |
Warta Kota/ichwan chasani
Menu resto Chuan Tin, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

KELAPA GADING, WARTA KOTA- Dalam bahasa Indonesia, nama restauran ini berarti gunung emas.

Selain memiliki daya jual tinggi, diharapkan restaurant dengan menu tradisional China ini juga mendatangkan penghasilan yang menggunung bagi pemiliknya. Chuan Tin Restaurant namanya.

Buka pertama kali di Jalan Malaka, Jakarta Pusat, kini Chuan Tin Restaurant telah memiliki empat cabang.

Lomie

Cabang terakhir restaurant ini terletak di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang dibuka pada akhir Juni 2015 lalu.

Restoran yang menggunakan mata uang Tiongkok sebagai logo ini menampilkan desain interior ruangan yang mendekati suasana tradisional China.

Secara umum, ruangan di resto ini memiliki 28 table dengan kapasitas tempat duduk masing-masing antara 4-6 orang.

Seperti umumnya Chinese Restaurant, Chuan Tin juga menjadi family restaurant.

Ada tiga ruangan yang bisa dipilih, yaitu area depan, area kaca yang terletak di tengah, dan area taman di bagian belakang. Total kapasitas tempat duduknya mencapai 120-an.

Di area depan ini, ada enam meja bulat masing-masing dengan enam kursi serta empat meja kotak plus sofa panjang. Sebagian dindingnya tampil rustic dengan batu bata ekspos.

Masih di area tersebut, juga terdapat beberapa set meja kursi lainnya di ruangan yang dipisahkan dengan sekat berupa kotak-kotak yang terbuat dari kayu, layaknya sekat rumah tradisional di Tiongkok.

Pemasangan piring dan mangkok keramik berbagai ukuran sebagai pajangan menguatkan kesan tradisional itu.

Piring dan mangkok keramik serupa juga terdapat di ruangan taman yang terletak di bagian belakang restoran ini. Pepohonan hijau, meskipun terbuat dari plastic, menjadi ciri ruang belakang ini.

Sebelum sampai ruang belakang, terdapat ruangan tengah. Di ruang tengah ini terdapat delapan set meja kotak masing-masing dengan lima kursi.

Ruangan ini disebut ruangan kaca karena bagian dindingnya terdapat kaca. Pemasangan kaca di sepanjang salah satu dinding ini memberi kesan ruangan menjadi cukup lapang.

“Elemen kayu memang mendominasi dibanding elemen logam, karena resto ini ingin menampilkan suasana yang mendekati suasana tradisional China. Jadi bukan hanya menu sajiannya saja yang tradisional,” ungkap Bambang Prianto, General Manager Chuan Tin.

Menurut Bambang, Chuan Tin adalah restoran spesialis lomie, yaitu mie tradisional Tiongkok, khususnya Lomie Hokian.

Berbeda dari mi yang biasa ditemukan di pasaran lomie ini berbentuk lebih besar dan kenyal.

Lomie ini dimasak dengan bahan baku dan rempah-rempah tradisional China.

resto <a href='https://wartakota.tribunnews.com/tag/chuan-tin' title='Chuan Tin'>Chuan Tin</a>

Info non-halal

Seperti di negeri asalnya, lomie yang disajikan di Chuan Tin ini lebih nikmat jika disajikan dengan daging babi.

“Outlet kami di Kelapa Gading ini memang non halal, jika tak menginginkannya, pengunjung bisa menggantinya dengan ayam atau seafood, tapi peralatan yang digunakan tetap sama,” kata Bambang.

Untuk menghindari kesalahpahaman, sambung Bambang, biasanya pramusaji akan lebih dulu menjelaskan kepada pengunjung bahwa menu yang disajikan adalah non halal.

“Kalau outlet kami di Lippo Karawaci dan di Manado itu bahan yang digunakan halal semua,” sambungnya.

Heru Rahardjo, Outlet Manager menambahkan bahwa Lomie Hokian yang disajikan itu asyiknya disantap ramai-ramai. Lomie itu ditawarkan dalam tiga ukuran berbeda yaitu, small untuk dua orang, medium untuk 4-5 orang, dan large untuk 7-9 orang.

“Lomie kami ini buatan sendiri, sehingga lebih higienis, kenyal, gurih dan sehat,” kata Heru.

Di setiap meja, disediakan lembar panduan cara menyantap Lomie Hokian itu. Jika pesanan lomie sudah datang, tuangkan cuka hitam (vinegar) dan bawang putih di tatakan kecil yang telah disediakan. Kemudian tuangkan pula kecap asin (soy sauce), dan ditambah cabe potong jika menyukai pedas.

resto <a href='https://wartakota.tribunnews.com/tag/chuan-tin' title='Chuan Tin'>Chuan Tin</a>

Campurkan kedua bumbu tambahan itu sesuai selera ke dalam lomie yang akan disantap. Jika belum pernah mencoba, hati-hati dengan cuka hitamnya, karena rasanya yang kuat, disarankan untuk menuangkan cuka hitam itu sedikit demi sedikit agar lomie bisa dinikmati.

Selain lomie, ada beberapa menu lain yang khas di resto ini. Untuk hidangan pembuka, cobalah tahu saus Thailand, atau salad mangga.

Menu utamanya ada berbagai olehan daging sapi, ayam, udang, babi, kepiting, burung dara, cumi, gurame, lindung dan kodok. Hidangan penutupnya, ada puding kelapa dan singkong Thailand.

Minumannya, selain lemon tea yang diberikan gratis untuk pemesanan lomie berbagai ukuran, tersedia berbagai variasi menu jus buah, seperti Jus terong Belanda dan marquisa, jus jambu dan Sunkist, jus wortel dan kedondong, atau jus kedondong murni. (ichwan chasani)

Resto Chuan Tin

Alamat : Mal Kelapa Gading I (MKG I), Lantai Dasar, Unit G 197 Pintu Utama MKG Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Buka : Setiap hari pukul 10.00—22.00.
Harga Makanan : antara Rp 12..000 hingga Rp 115.000 belum termasuk pajak.
Harga Minuman : antara Rp6.000 hingga Rp28.000.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved