Leisure

Konsep Grab & Go Layanan Cepat Sushi Kiosk

Pengunjung bisa menghangatkan sendiri menu yang dipilih, juga bisa melakukan isi ulang minuman ocha. Seperti di rumah ya...

Penulis: |
Warta Kota/ichwan chasani
Menu resto Sushi Kiosk di Jakarta. 

SENTUL, WARTA KOTA- Gerai Sushi Kiosk, di bawah manajemen Sushi Tei Indonesia, hadir dengan konsep baru dan lebih seru.

Lewat konsep grab & go, penggemar makanan khas Jepang yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk makan di tempat (dine in), bisa membawa pulang makanan kesukaannya.

kiosk sushi

Beragam menu makanan khas Jepang mulai sushi, sashimi, bento, dan onogiri tersedia di 10 outlet Sushi Kiosk yang tersebar di wilayah Jakarta seperti di Mal Puri Indah, Mal Ciputra, WTC II Sudirman, Carefour Lebak Bulus.

Di Bogor, gerai ini bisa dijumpai di Giant Sentul,

Sementara di wilayah Tangerang, gerai Sushi Kiosk bisa ditemui di Giant CBD Bintaro, dan Giant Ekstra BSD City. Beberapa gerai Sushi Kiosk lainnya tersebar di Bandara Juanda, Surabaya, dan di Pulau Dewata, Bali.

“Sekarang zamannya sudah berubah, semua serba pengen cepat dan praktis. Dengan konsep grab and go ini, pelanggan kami tetap dapat menikmati makanan Jepang kegemarannya dengan lebih praktis, tentunya dengan tetap berkualitas,” ungkap Henky Pho, General Manager Sushi Kiosk.

Meski begitu, bagi penggemar masakan Jepang yang masih memiliki sedikit waktu luang, masih bisa langsung menikmati beragam menu itu di tempat.

kiosk sushi

Di gerai Sushi Kiosk di Mal Puri Indah misalnya, masih terdapat beberapa set meja kursi bagi pelanggan yang ingin bersantap di tempat.

Desain ruangan gerai ini modern minimalis dan kuat dengan ornament kayu.

Terdapat dua set meja persegi panjang besar yang terbuat dari kayu di bagian tengah masing-masing dengan 8-10 kursi barstool.

Sementara di dekat dinding, terdapat satu meja bar panjang dengan sekitar 10-12 kursi barstool.

Di bagian depan, jelas terlihat lampu dispay warna salem yang bertuliskan Sushi Kiosk. Bagian lantainya juga menggunakan panel dari bahan kayu yang ditata sedemikian rupa.

Sementara di salah satu sisi dindingnya dipasang hiasan berupa potongan sushi roll.

Ada tumpukan keranjang belanja di dekat pintu masuk gerai. Ukuran keranjang itu tidak terlalu besar.

Begitu masuk gerai, di bagian kiri terdapat beberapa rak yang memajang beragam menu makanan khas Jepang, dan minuman kemasan.

Sebagian di antaranya berpendingin udara, dan sebagian lainnya berpenerang lampu sehingga masakan tetap hangat.

“Dengan konsep baru ini, pengunjung tinggal mengambil keranjang, pilih menu makanan yang diinginkan, dan bayar di kasir. Boleh dibawa pulang, boleh juga dinikmati di tempat,” terang Vera Kusliawan, Marketing Manager Sushi Tei Indonesia.

Selain menawarkan konsep baru, Sushi Kiosk juga berganti logo. Keterangan bahwa Sushi Kiosk masih satu grup dengan Sushi Tei sudah tidak dipasang lagi. Awalnya tertulis Sushi Kiosk by Sushi Tei.

Namun gambar potongan sushi roll masih tetap dipertahankan.

Warna hijau pada bagian luar potongan sushi roll itu layaknya warna hijau pada nori (rumput laut), warna putih melambangkan warna nasi, dan warna salem menandakan warna daging salmon.

self service

Self Service

Jika pengunjung hendak menyantap hidangannya di tempat, mereka harus melayani sendiri alias self service.

Pengelola menyediakan microwave untuk menghangatkan makanan, maksimal 3 menit. Pengunjung juga bisa melakukan isi ulang minuman ocha, dengan perlengkapan yang sudah disediakan.

Gerai Sushi Kiosk buka setiap hari, tujuh hari dalam sepekan, sesuai jam operasional mal, yaitu antara pukul 10.00—22.00.

Di luar menu platter, harga makanan dan minuman berkisar antara Rp 6.000—Rp 77.000 per porsi. Sementara untuk menu platter, harga makanan antara Rp 27.000 hingga Rp 445.000 per porsi.

Selain bisa dibawa pulang dan disantap di tempat, gerai ini juga melayani delivery order untuk penggemar yang tinggal di area dengan radius sekitar 2 kilometer dari lokasi gerai. Sementara untuk pesanan catering, bisa dilayani dengan minimum order Rp5 juta.

kiosk sushi

Standar Internasional
Vera meyakinkan bahwa konsep baru, Sushi Kiosk tetap mempertahankan standar kualitas mutu hidangan dengan mengacu pada HACCP (Hazard Analytic Critical Control Point), yaitu salah satu standard kualitas internasional untuk makanan.

“Standar kualitas terus dipertahankan, karena ada beberapa bahan seperti tuna, dan salmon yang harus diperhatikan suhu antar, suhu simpan, dan suhu penyajiannya. Ada jenis makanan yang umur simpannya cuma 4-6 jam, dan setiap makanan disini ada jam kadaluarsanya,” beber Vera.

Vera juga menyebut bahwa 80 persen bahan yang diolah masih impor, misalnya beras, nori, dan tuna diimpor dari Jepang, sedangkan Salmon diimpor dari Norwegia.

“Salmon terbaik masih dari Norwegia, kami juga hanya menggunakan beras Jepang untuk bahan nasi,” kata Vera. (Ichwan Chasani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved