Sate Taichan, Si Putih Yang Bikin Keringatan
Dari namanya, menu yang satu ini tetap mengedepankan daging yang dipotong menjadi beberapa bagian lalu ditusukan ke bambu atau kayu
Penulis: Vini Rizki Amelia |
WARTA KOTA, KEMANG - Sebagai daerah di Jakarta Selatan yang didapuk sebagai tempat nongkrong atau bergaulnya warga Jakarta, tentu nama Kemang sudah tak asing lagi. Deretan restoran, toko baju, perkantoran, apartemen bahkan tempat hiburan berjejer di hampir sepanjang jalan Kemang. Salah satunya Kampung Kemang.
Di tempat ini, Anda disuguhkan beragam kios kecil yang menjual macam-macam makanan berbeda layaknya pusat jajanan serba ada (PUJASERA). Salah satu dari banyaknya kios, Sate Taichan mengambil bagian dalam melayani para pembeli guna menghilangkan rasa lapar.
Dari namanya, menu yang satu ini tetap mengedepankan daging yang dipotong menjadi beberapa bagian lalu ditusukan ke bambu atau kayu. Hanya saja, Sate Taichan memiliki ciri khas khusus yang membuatnya berbeda, untuk sebagian orang mungkin makanan yang satu ini unik karena tidak dilumuri dengan bumbu kecap atau kacang baik saat proses pembakaran maupun saat disajikan di hadapan Anda.
“Yang membedakan Sate Taichan dengan sate lainnya terletak dari bumbu. Kami tidak pakai bumbu kacang atau kecap tapi pakai bumbu khusus,” ujar Imey Liem (27) pemilik Sate Taichan saat ditemui di kiosnya di Kampung Kemang, Jalan Kemang Raya No 18, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Bumbu khusus yang dimaksud Imey adalah bumbu sambal yang diolah dari cabai rawit merah yang dihaluskan lalu dicampur jeruk nipis, dan bahan-bahan khusus lainnya yang membuat Sate Taichan memberikan sensasi rasa asin, asam, dan pedas.
“Bumbunya khusus kami buat sendiri. Sebenarnya sih pengin buat yang beda saja, selama ini orang kenal sate kan itu-itu aja bumbunya,” kata Imey.
Ada dua macam daging yang menggunakan bumbu Taichan, yaitu daging ayam dan daging kambing. Daging ayam khas Sate Taichan pun dibuat sedemikian rupa agar memberikan sajian yang berbeda tidak hanya dari bumbunya.
Daging ayam Sate Taichan berwarna putih tidak seperti pada sate ayam lainnya yang hitam dan sedikit gosong dibeberapa bagian daging. Daging ayam ala Sate Taichan diolah dengan cara yang sama dengan sate kebanyakan yaitu dibakar dengan menggunakan arang batok kelapa dan kipas kayu.
“Daging ayamnya memang putih tidak seperti sate biasanya yang dibakar sampai cokelat atau sedikit godong dibeberapa bagiannya. Tapi bukan berarti enggak matang, pas dimakan akan terasa matang dagingnya,” papar Imey.
Putihnya daging ayam khas Sate Taichan diakui Imey didapat dari cara penyimpanannya yang tak biasa, jangan khawatir, seperti dikatakan Imey, begitu digigit, daging ayam benar-benar matang.
“Kami menggunakan ayam khusus yang memang untuk sate, selain itu cara penyimpanannya juga tidak di frezer tapi menggunakan es batu, jadi daging diletakkan di bawah es batu di dalam termos besar, jadi daging akan terasa segar tapi tidak keras,” kata Imey.
Selain sate ayam, Sate Taichan juga menyediakan sate kambing dengan proses yang sama dan bumbu yang sama yaitu bumbu Taichan. Sesuai taglinenya, asin, asem, dan pedas, bumbu Taichan cukup membuat mulut Anda berdesis begitu menggigit daging yang dilapisi bumbu Taichan.
“Mereka yang suka pedas sih cocok, tapi untuk yang enggak suka, ya lumayan membuat repot pedasnya karena bikin keringatan dan lidah seperti kebakar,” ujar Imey.
Tipis dan potongan Sate Taichan yang dibuat sedikit lebih kecil dari sate biasanya merupakan cara pengolahan sate yang sudah ada sejak tiga tahun lalu ini. Menurut Imey, jika daging sate terlalu tebal, akan menyulitkan saat proses pembakaran.
“Dagingnya tidak pakai pengawet, kami pakai daging ayam fresh dan tidak menyimpannya lama-lama, maksimal dua hari sudah harus ganti karena akan pengaruh ke rasa,” papar Imey.
