Cola-Cola Ingin Wujudkan ‘World Without Waste’ Lewat Program Plastic Reborn
Cola-Cola Ingin Wujudkan ‘World Without Waste’ Lewat Program Plastic Reborn
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Agus Himawan
Coca-cola bersama mitra terus mewujudkan World Without Waste. Salah satunya melalui kegiatan pengumpulan pengumpulan an mendaur ulang plastik yang terjual.
Melalui plastic reborn diharapkan menjadi payung dalam berbagai inisiatif keberlanjutan dalam penanganan sampah plastik. Apalagi plastic reborn 1.0 Coca-Cola telah berhasil mengedukasi lebih dari 4,300 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sedangkan plastic reborn 2.0 merupakan program lanjutan untuk berkolaborasi mendorong terbangunnya ekosistem circular economy termasuk market place untuk sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia.
• DPR Minta Mendag Enggartiasto Aktif Lobi China Untuk Tingkatkan Ekspor Indonesia
• Susahnya Mawar Eva de Jongh Belajar Bahasa Jawa dan Belanda hingga Naik Kuda Bersama Iqbaal Ramadhan
• 14 Caleg Gugat Partai Gerindra, Ada Mulan Jameela dan Keponakan Prabowo, Ini Kata Andre Rosiade
“Plastik itu bagus, tapi kalau tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan bencana,” kata Cloudia Lorenzo, The Coca Cola Company Presiden ASEAN Business Unit, Rabu (17/7/2019).
Menurut Cloudia, langkah ini merupakan visi global dimana tahun 2030 dapat mendaur ulang kemasan hingga 100 persen. Apalagi, Mexico saat ini menjadi satu satunya The Coca Cola Company yang berhasil mendorong daur ulang kemasan hingga 74 persen.
“Solusinya mungkin berbeda-beda karena setiap negara punya cara masing-masing. Tapi, perlu ada kolaborasi untuk melakukan pengelolaan sampah plastik,” kata Claudia.
Sementara, Public Affairs & Community Manager Coca Cola Indonesia, Andrew Hallatu, menambahkan, dengan hadirnya plastic reborn 2.0 dapat mengajak dan membina talenta muda pengiat sampah Indonesia untuk berkolaborasi menghasilkan solusi pengumpulan limbah kemasan.
Salah satunya yaitu bekolaborasi dengan startup, mal sampah, clean up, atau Gringgo.
“Kami senantiasi berupaya untuk berhasil mewujudkan visi kami yaitu World Without Waste. Melalui plastic reborn kami dapat memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik bekas pakai sebenarnya dapat dihidupkan kembali menjadi barang bernilai tinggi,” ujarnya.
Kepedulian masyarakat
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menyebutkan, lebih dari 72 persen masyarakat Indonesia tak peduli sampah plastik. Angka tersebut masih tinggi karena banyak masyarakat tidak memilah sampah rumah tangga antara organik dan plastik.
• Habis Garuda Indonesia, Sejumlah Perusahaan Buat Surat Imbauan Nyeleneh
• VIDEO: Tata Liem Ikut Diperiksa Polisi Terkait Kasus Bau Ikan Asin
• Pengembang Kota Harapan Indah Bekasi Bangun Empat Kelas Baru
"Ketidakpedulian sampah masih tinggi. Angka ketidakpedulian terhadap sampah plastik menurut BPS lebih dari 72 persen," kata Kepala Subdit Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ujang Solihin.
Untuk itu dirinya berupaya mendorong pemerintah daerah punya langkah yang lebih strategis untuk mengurangi sampah plastik. Salah satu contoh kota yang sudah baik dalam upaya mengurangi sampah plastik adalah Surabaya.
Maka diperlukan kesadaran dari lingkungan terkecil yakni dari rumah tangga. Selain itu, pihaknya juga mendorong pihak industri untuk berkomitmen dalam mengurangi sampah plastik.
"Bentuk pengurangan tersebut meliputi pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah melalui upaya kreatif dan inovatif dengan pemanfaatan iImu pengetahuan dan teknologi," ucapnya.