Program Kejar Paket C di Rumah Belajar JICT Antarkan Arifin Sukses Berwirausaha Bidang Percetakan

Rumah Belajar JICT Koja di Jalan Cikijang II, No.4, Kelurahan Koja, Jakarta Utara memberikan program belajar Paket C bagi warga setempat.

Istimewa
Suasana di Rumah Belajar JICT 

Arifin Effendi (23 tahun) ingat betul kala dirinya masih mengikuti program penyetaraan Kejar Paket C (SMA) di Rumah Belajar JICT di Koja, Jakarta Utara, 6 tahun silam.

Hingga akhirnya, dirinya memantapkan tekad menjadi pengusaha sablon dan percetakan usai meraih ijasah SMA dari program penyetaraan Kejar Paket C itu.

“Saya masih ingat, tutor saya ngomong begitu ketika kami sedang belajar keterampilan wirausaha. Saya jadi mantap berbisnis sendiri setelah selesai Paket C,” ujar Arifin.

Arifin ditemui di kios sederhana berukuran 2,5 x 2 meter persegi yang menjadi markas bisnisnya di Jalan Cibadak Raya No.2, Koja, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Dengan ketekunannya memproduksi aneka produk berbasis sablon seperti kaus, mug, hingga topi, Arifin yang baru saja melepas masa lajangnya Februari silam itu pun kini sukses meraup omzet hingga belasan juta rupiah saban bulan.

Arifin pun tanpa ragu terus mengembangkan sayap bisnisnya.

Melihat banyaknya pesanan produk cetakan yang datang, dia pun mengembangkan lini produknya ke produk percetakan seperti neon box, stiker, brosur, hingga surat undangan.

“Saya pikir kalau tidak diambil peluangnya, sayang sekali,” ujar anak sulung dari 5 bersaudara kelahiran Koja, Jakarta Utara, 7 Juni 1995 itu.

Arifin mengaku mantap berbisnis setelah mengikuti program penyetaraan paket C di Rumah Belajar Koja, Jakarta Utara selama tiga tahun dari 2013-2016.

Suasana kelas Program Paket C (SMA) di Rumah Belajar JICT Cilincing.
Suasana kelas Program Paket C (SMA) di Rumah Belajar JICT Cilincing. (FB Rumah Belajar JICT Cilincing)

Saat bersekolah di Rumah Belajar binaan Jakarta International Container Terminal (JICT) itulah dia mendapat banyak ilmu keterampilan hingga latihan wirausaha.

Dia sendiri mengaku menjadi siswa di Rumah Belajar JICT Koja setelah diajak saudara kembarnya Arifan, yang terlebih dulu mengikuti program tersebut. “Jadi dulu di 2012 itu SMA Negeri di Jakarta belum gratis.

Sementara orangtua keterbatasan biaya, mesti membiayai adik-adik juga. "Jadi atas permintaan ibu, saya ikut saudara saya belajar di Rumah Belajar JICT Koja,” urai Arifin yang ayahnya merupakan pedagang kaki lima minuman ringan di Koja itu.

Arifin, mengaku awalnya minder belajar di Program Paket C, bukannya di SMA formal seperti teman-temannya yang lain.

Namun, suasana belajar yang demikian nyaman, pembawaan tutor-tutor (guru) yang akrab hingga atmosfir kekeluargaan yang kental di Rumah Belajar JICT Koja membuat perasaan negatif itu hilang tanpa bekas.

Ditambah lagi di Rumah Belajar Arifin bisa menyalurkan bakat kreatifnya. Arifin mengaku sejak kecil memang suka membuat aneka kerajinan tangan.

“Saya dari kecil suka bikin-bikin apapun sendiri. Kotak tisu dari bahan flannel, dompet, souvenir, bros, bingkai foto, apapun,” ujarnya sumringah.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved