Program Kejar Paket C di Rumah Belajar JICT Antarkan Arifin Sukses Berwirausaha Bidang Percetakan

Rumah Belajar JICT Koja di Jalan Cikijang II, No.4, Kelurahan Koja, Jakarta Utara memberikan program belajar Paket C bagi warga setempat.

Istimewa
Suasana di Rumah Belajar JICT 

Kreativitasnya pun tersalurkan di Rumah Belajar JICT Koja, lantaran di sana juga mengajarkan program keterampilan, selain program kesetaraan mata pelajaran umum seperti lazimnya yang diajarkan di sekolah formal.

Zainal Abidin, Koordinator Program Rumah Belajar dari Yayasan Jala Samudra Mandiri, pengelola yang mendapat amanat JICT untuk menjalankan program Rumah Belajar menjelaskan, selain program kesetaraan mata pelajaran umum, di tempatnya juga terdapat berbagai program keterampilan praktis yang bertujuan mengajarkan siswa didik untuk mandiri usai menyelesaikan paket penyetaraan.

“Di Rumah Belajar JICT terdapat program keterampilan perakitan dan reparasi komputer, pengolahan gambar dengan program Photoshop, keterampilan menyablon, hingga pelatihan wirausaha yang mendorong siswa untuk menjual produknya kepada masyarakat.

Tujuan kita agar anak didik kita, yang umumnya berasal dari keluarga yang kurang mampu, bisa menjadi lulusan yang mandiri selain siap untuk meneruskan pendidikan ke tahap selanjutnya,” ujar Zainal ketika ditemui di Rumah Belajar JICT Koja di Jalan Cikijang II, No.4, Kelurahan Koja, Jakarta Utara.

Zainal menerangkan, Yayasan Jala Samudra Mandiri kini mengelola 3 Rumah Belajar JICT yang berlokasi di Kecamatan Koja, Cilincing dan Tanjung Priok, seluruhnya di Jakarta Utara, dengan ditenagai oleh 8 tutor di setiap unitnya.

Fasilitas yang tersedia pun lengkap tersedia seperti ruang kelas, meja belajar, papan tulis, alat tulis, plus 10 unit computer yang bisa dipakai praktik siswa serta berbagai peralatan pelajaran keterampilan maupun buku pelengkap mata pelajaran umum.

“Fasilitas kita bisa lengkap karena seluruhnya dibiayai JICT. Kita sekarang mengelola 3 Rumah Belajar dan 15 kelas jauh. Sejak berdiri di 2007, total sudah 7 ribu lebih penerima manfaat Rumah Belajar JICT,” ungkap Zainal.

Kembali pada Arifin. Bekal keterampilan yang diperolehnya dari Rumah Belajar JICT Koja itu pun terus dikembangkan setelah lulus pada 2016.

Sebagai milenial, dirinya pun tanpa ragu memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya dengan membuka Facebook Fan Page dengan akun Percetakan Sablon dan akun Instagram dengan akun Percetakan Sablon GFI.

Posting produk yang rutin dilakukan Arifin pun berbuah manis. Kini Facebook Fan Pagenya telah memiliki 5.795 followers dan akun Instagramnya memiliki 6.700 followers.

Tak lupa jalur ‘darat’ tetap ditempuhnya dalam mempromosikan jasanya.

“Saya sering menyebar brosur ke umum. Saya bikin brosur jadwal buka puasa dan imsak lalu sebarkan di masjid. Di bawah brosur saya cantumin nomor WA, akun FB dan Instagram. Saya sering juga buat meme kalimat motivasi yang bisa dibagikan di medsos dan WA. Sama, saya cantumin juga nomor WA, FB dan IG saya di bawahnya,” papar Arifin membocorkan trik pemasarannya.

Dengan tekad kuat yang disertai dengan kerja keras Arifin pun kini mantap berbisnis sablon dan percetakan. Kunci sukses bisnisnya menurutnya adalah berani capek, berani malu, dan berani ambil risiko.

“Sering kali tidur cuma beberapa jam bahkan tidak tidur 2 hari untuk mengejar target penyelesaian sablon. Lalu harus berani jualan ke teman-teman, komunitas siapapun. Juga berani ambil risiko investasi di peralatan dan tempat usaha,” tegas Arifin yang menempati lokasi usahanya sejak 9 bulan silam dengan modal sewa kios senilai Rp 10 juta per tahun.

Kini, rasa minder yang dulu menyelimutinya telah berganti dengan kebanggaan. Dirinya mengaku bangga bisa berbisnis, tak kalah dengan lulusan SMA formal.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved