Start Up
Perusahaan Start Up Bakal Punya Bursa Saham Sendiri
Pertumbuhan perusahaan rintisan atau start up, membuat Amerika Serikat akan memiliki bursa saham baru.
Salah satu keunikan yang sekaligus menjadi polemik dari dibentuknya platform ini adalah bahwa pemegang saham akan diberikan lebih banyak kekuatan voting seiring dengan waktu mereka memiliki saham.
Bursa efek baru ini akan memiliki aturan tambahan yang dirancang untuk mendorong perusahaan fokus pada inovasi jangka panjang dibandingkan laporan pendapatan jangka pendek (kuartalan).
WARTA KOTA, PALMERAH--- Pertumbuhan perusahaan rintisan atau start up, membuat Amerika Serikat akan memiliki bursa saham baru.
Seperti dikutip dari Quartz yang dilansir Kompas.com, Sabtu (11/5/2019), Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau The Securities and Exchnage Commission/SEC telah menyetujui permintaan yang diajukan untuk membentuk Long Term Stock Exchange (LTSE), sebuah platform yang dibentuk oleh perusahaan-perusahaan kenamaan Silicon Valley.
• Penukaran Uang Sudah Disiapkan oleh Bank Indonesia, Catat Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang
Pihak otoritas menyatakan, dibentuknya bursa saham tersebut dimaksudkan untuk memberi penghargaan terhadap investasi dan strategi bisnis jangka panjang perusahaan.
LTSE dapat lampu hijau untuk menjadi bursa saham nasional, yang akan memungkinkannya untuk melakukan listis sekaligus beroperasi sebagai tempat untuk perdagangan saham.
"Kami akan membangun pasar di mana perusahaan akan diberi wadah untuk melakukan inovasi, berinvestasi melalui pegawai-pegawainya, sekaligus memupuk pertumbuhan perusahaan di masa depan," kata CEO LTSE, Eric Ries, dalam keterangan tertulis.
• Gara-gara Alat Seduh Kopi, Starbuck Digugat
Ries adalah seorang entrepreneur sekaligus penulis buku The Lean Startup, sebuah buku yang dia tulis untuk mengadvokasi dibentuknya bursa seperti LTSE.
Salah satu keunikan yang sekaligus menjadi polemik dari dibentuknya platform ini adalah bahwa pemegang saham akan diberikan lebih banyak kekuatan voting seiring dengan waktu mereka memiliki saham.
Steve Goldstein, juru bicara LTSE, mengatakan, bursa tersebut juga akan menekankan standar tata kelola seperti keberlanjutan, gaji eksekutif, dan keragaman.
• Ide Peluang Bisnis, Melirik Peluang Kemitraan dari Cumi Goyang
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam pembentukan bursa start up ini adalah mengumpulkan berkas terkait standar listing kepada SEC.
Goldstein mengatakan, peraturan pasti terkait hal tersebut masih dalam tahap formulasi, tetapi pihak bursa meyakini sudah bisa menerima perusahaan pada akhir tahun ini.
LTSE yang berlokasi di San Fransisco akan menjadi bursa saham ke 14 Amerika Serikat.
• Meski Ada Aksi Jual, Masih Ada Saham yang Diminati oleh Investor Asing
Selama ini, perdagangan saham di Amerika Serikat di dimominasi oleh pasar saham New York, Nasdaq, dan CBOE, yang jika dikombinasikan memegang 60 persen dari keseluruhan volume pasar saham negara adidaya tersebut.
Sementara mengutip Reuters yang dilansir Kompas.com, bursa efek baru ini akan memiliki aturan tambahan yang dirancang untuk mendorong perusahaan fokus pada inovasi jangka panjang dibandingkan laporan pendapatan jangka pendek (kuartalan).