Bulan Suci Ramadan
Strategi Kaum Muslim di Negara-negara Ini Hadapi Panjangnya Waktu Puasa di Bulan Ramadan
Waktu berpuasa di tiap-tiap negara berbeda, tergantung pada waktu tengelamnya matahari di negara tersebut.
Waktu berpuasa di tiap-tiap negara berbeda, tergantung pada waktu tengelamnya matahari di negara tersebut.
DI NEGARA-negara Skandinavia, yang umumnya memiliki hari siang lebih lama, mau tak mau waktu berpuasanya pun lebih lama.
Di antaranya di negara Denmark, Norwegia, dan Islandia. Umat muslim di Islandia, bahkan berpuasa selama 22 jam.
Kaum muslim dan di negara-negara tersebut harus pandai menyiasati kondisi alam, agar puasanya tetap bisa bertahan selama sebulan penuh.
Sofie Clausager Dar, seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun sedang mulai mencari pekerjaan di bulan Ramadan di Denmark, di mana umat muslim puasa dengan durasi 17 jam sehari karena matahari tenggelam lambat.
"Kamu tak akan punya cukup waktu untuk melakukan segalanya," kata mualaf itu dikutip dari Arab News, Senin (6/5/2019).
• Ini Jadwal Imsak Puasa Hari Pertama Ramadan 1440H atau Senin 6 Mei 2019
• Sering Terjadi Salah Kaprah Waktu Imsak, Ini Penjelasan yang Tepat dari Ustadz Adi Hidayat
• Jubir BPN Prabowo-Sandiaga Tanggapi Penolakan KPU yang Tolak Menghentikan Situng Real Count
Umat muslim di negara-negara Skandinavia seperti Denmark, Norwegia, dan Islandia berpuasa lebih lama dari pada belahan bumi di Selatan karena waktu siang yang panjang.
Bahkan ada tempat di mana matahari tak tenggelam sama sekali di waktu-waktu tertentu seperti di Svalbard, sebuah pulau bagian Norwegia di Samudera Antartika Utara yang tak pernah mengalami malam sejak April hingga Agustus.
Menurut Asim Mohammed (31) imam masjid Oslo, Norwegia, muslim yang tinggal di daerah seperti itu punya tiga pilihan:
- Mereka dapat berpuasa dengan waktu sesuai dengan matahari terbit dan tenggelam di kota terdekat yang tidak terus menerus mengalami siang,
- Mengikuti waktu di Mekah,
- Atau sesuai dengan waktu di daerah mereka sendiri ketika matahari terakhir benar-benar terbenam.
Mohammed mengatakan, beberapa anggota jemaahnya akan liburan selama bulan Ramadan guna menghindari durasi puasa yang panjang.
"Itu juga tergantung pada jenis pekerjaan yang Anda lakukan - jika Anda seorang pekerja kantor, Anda tidak memiliki masalah karena Anda bisa duduk di dalam dengan AC menyala, tetapi jika Anda bekerja di luar dalam cuaca panas selama bulan Mei , Juni dan Juli, ini bisa agak sulit. Sebagian besar jemaah saya - baik muda maupun tua - puasa, dan menarik bagaimana mereka mengatasinya," katanya.
Gejala dehidrasi, kelelahan, dan penarikan adalah beberapa konsekuensi dari puasa yang mungkin dialami umat Islam.