Kantor Pusat Ditutup, Ribuan Orang Geruduk Kantor Pusat Fintech Pinjaman Online
Kantor Pusat Ditutup, Ribuan Orang Geruduk Kantor Pusat Fintech Pinjaman Online.
Ribuan orang mendatang kantor pusat tuandai.com.
Ribuan investor terkena dampak penutupan tuandai.com.
Nasib uang milik ribuan investor di tuandai.com tidak jelas.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Ribuan orang mendatangi kantor finansial teknologi atau fintech peminjaman dana online.
Mereka geruduk kantor pusat platform peer to peer (P2P) lending tuandai.com di China.
Datangnya ribuan itu membuat pemerintah kota setempat memanggil polisi anti huru-hara guna meminimalisir risiko kerusuhan.
• Untuk Kali Pertama, Boeing Pangkas Produksi Boeing 737 Max: Untuk Menekan Kerugian
Seperti diberitakan South China Morning Post yang dilansir Kontan, ribuan investor yang terkena dampak penutupan platform P2P tuandai.com melakukan aksi protes di luar kantor pusat perusahaan tersebut yang berlokasi di kota Dongguan, Provinsi Guangdong China, pada Jumat pekan lalu.
Mereka menuntut pengembalian uang mereka yang tak jelas nasibnya setelah perusahaan tersebut menyatakan diri bangkrut.
Seorang sumber di lokasi kejadian memperkirakan lebih dari 1.000 orang telah berkumpul di kantor pusat tuandai.com pada Jumat lalu dan berakhir pada Minggu sore.
• Ingin Startup Berkembang? Ada Program Pengembangan Startup dari Alibaba: Pendaftaran Sudah Dibuka
• Beberapa Strategi Bisnis Pegadaian Hadapi Era Digital
Untuk berjaga-jaga, polisi anti huru-hara dikerahkan ke sejumlah lokasi di kota tersebut.
"Para investor berkumpul dengan harapan pemerintah dapat melakukan intervensi dan menutupi kompensasi dari kerugian mereka, dengan alasan peraturan yang dibuat pemerintah tidak berjalan efektif," kata sumber dari pemerintah setempat yang enggan disebutkan namanya.
Industri P2P di China pernah disebut oleh pemerintah sebagai model inovatif untuk membantu mereformasi industri keuangan di China daratan.
• Punya 50.000 Kreator, Bisa Memasarkan Produk Khusus dan Spesial Melalui Startup
Akan tetapi, industri ini mengalami gelombang keruntuhan di tahun lalu ketika bergulat dengan masalah likuiditas setelah pemerintah memperketat regulasi di sektor tersebut.
Platform tersebut memiliki sekitar 220.000 pemberi pinjaman saat mengumumkan kebangkrutannya pada bulan lalu karena masalah likuiditas.
Alhasil dana sekitar 14,5 miliar yuan atau setara 2,2 miliar dollar AS di dalam platform tersebut tak jelas nasibnya.