Utusan Kemdikbud Datangi Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus yang Diduga Alami Tindak Kekerasan
Kedatangan itu guna mencari informasi soal kabar dugaan penganiyaan siswa Anak Berkebutuhan Khusus di Bekasi.
Penulis: Muhammad Azzam |
Seorang murid kelas III sekolah dasar (SD) yang merupakan seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di wilayah Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi, yang kabarnya diduga dianiaya guru.
Akibatnya, bocah laki-laki berinisial JMH (11) ini yang merupakan Anak Berkebutuhan Khusus itu dilaporkan telah mengalami luka lebam di bagian kaki kanan dan kirinya.
Atas peristiwa yang dialami Anak Berkebutuhan Khusus itu, perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI mendatangi sekolah tersebut.
Ada empat perwakilan Kemdikbud yang datang menyambangi sekolah.
Mereka datang sekitar pukul 10.30 WIB.
Media tidak diperkenan ikut masuk dalam pertemuan itu.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya mereka keluar sekolah sekitar pukul 13.00 WIB.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud, Achmad Yusuf mengatakan, kedatangannya guna mencari informasi soal kabar dugaan penganiyaan siswa Anak Berkebutuhan Khusus di Bekasi.
"Kita hanya monitoring ke sekolah saja. Tanya soal peristiwa itu," ujarnya kepada Wartawan, Rabu (13/2/2019).
Yusuf tidak membeberkan secara rinci isi pertemuan dan kunjungan itu.
"Karena ini untuk keperluan internal, kita tidak bisa uraikan. Kita hanya kumpulkan semua keterangan, untuk nanti dijelaskan ke pimpinan," ucapnya.
Soal hukuman jika terbukti pihak sekolah melakukan tindak kekerasan sesuai apa yang diadukan orangtua siswa berkebutuhan khusus tersebut, Yusuf tidak menjawab.
"Kita tidak mau berandai-andai, ini kan masih ada proses hukum penyelidikan kepolisian. Nanti hasil dari sini (sekolah) kita akan laporan. Pimpinan yang akan memutuskan, nanti yang akan mengambil kebijakannya," jelasnya.

Dalam pertemuan itu, kata Yusuf, pihaknya bertemu dengan Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Walikelas, Kepala Bidang Pendidikan dan dari UPTD Dinas Pendidikan.
"Untuk di sekolah Inklusi, kejadian ini baru. Tapi, kita belum bisa simpulkan," paparnya.