Tahun 2019 Baru Dua Pekan, Polisi Sudah Ungkap 1.155 Kasus Narkotika
Seiring jumlah kasus yang melonjak tajam, lanjut Eko, jumlah tersangka yang ditangkap juga melonjak.
Penulis: Budi Sam Law Malau |
APARAT Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri mencatat ada 1.155 kasus narkotika di seluruh Indonesia, yang berhasil diungkap polisi dalam dua pekan di 2019 ini.
Jumlah itu terdiri dari pekan pertama 2019 yang mengungkap 368 kasus, dan di pekan kedua yang berhasil mengungkap 787 kasus, atau meningkat 113,86 persen dibanding pekan sebelumnya.
"Pada pekan kedua di tahun 2019 ini, kasus narkotika yang diungkap melonjak tajam dibanding pekan sebelumnya, hingga 113,86 persen," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Daniyanto melalui keterangan tertulis, Minggu (13/01/2019).
• Belum Ada Petugas Jaga, Lift di JPO Jelambar Barat Belum Dioperasikan
Seiring jumlah kasus yang melonjak tajam, lanjut Eko Daniyanto, jumlah tersangka yang ditangkap juga melonjak.
"Pekan ini ada 1.015 orang tersangka atau naik 102,59 persen dari 501 orang di pekan pertama. Mereka adalah bandar 12 orang, pengedar 497 orang, penyalahguna 505 orang, produsen 1 orang, di mana WNA 1 orang," ungkap Eko Daniyanto.
Untuk jumlah barang bukti narkotika yang diamankan, katanya, sebanyak 53.053,57 gram adalah ganja. Jumlah ini mengalami penurunan 83.32 persen dari minggu sebelumnya, yang berjumlah 318.103,61 gram.
• Serikat Pekerja Hero Supermarket Gelar Unjuk Rasa, Jalan Boulevard Bintaro Ditutup
"Untuk barang bukti narkotika jenis sabu juga mengalami penurunan dari 74.290,98 gram menjadi 15.152,94 gram, atau turun 79,60 persen. Sementara, narkotika jenis ekstasi mengalami kenaikan dari 2.377 butir menjadi 9.256 butir atau naik 289,40 persen. Tembakau gorilla mengalami kenaikan dari 15,5 gram menjadi 115,87 atau naik 647,55 persen," papar Eko Daniyanto.
Untuk Happy Five, tambah Eko Daniyanto, mengalami kenaikan menjadi dua butir atau naik 100 persen.
"Sementara, Ketamine atau barang bukti psikotropika mengalami penurunan 100 persen," jelasnya.
Menurut Eko Daniyanto, berdasarkan hasil mapping pada pekan kedua di Januari 2019, jalur masuk narkotika jenis sabu diantisipasi via jalur laut yang berasal dari Tawau Malaysia, dengan tujuan Indonesia melalui wilayah Kalimantan dan Pulau Sebatik. Maupun, lewat Pulau Tarakan dengan tujuan Kalimantan untuk pasokan narkotika wilayah Kalimantan dan Sulawesi. (*)
