Mohamad Taufik Usul Pemutihan Tunggakan, Penghuni Rusunawa Bakal Sujud Sukur

Penghuni Rusunawa di DKI Jakarta bakal senang dan sujud syukur jika tunggakan sewa dihapus.

Warta Kota/Panji Baskhara Ramadhan
Rusunawa Tambora, Jakarta Barat. 

WARTA KOTA, TAMBORA---Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik, mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melakukan penghapusan atau memutihkan tunggakan penghuni rumah susun sewea (rusunawa) bagi yang tak mampu.

Mengetahui hal ini, membuat penghuni rusun di Jakarta Barat kegirangan.

Beberapa dari mereka mengakui bakal bersujud syukur, jika Pemprov DKI Jakarta bisa membebaskan kewajiban para penghuni rusun yaitu membayar sewa unit rusun setiap bulan.

Baca: Anak Rusunawa Jakarta Berlatih Sepak Bola di Manchester City

Beberapa dari mereka mengatakan, tunggakan biaya sewa rusun tak lagi sanggup dibayarkan, lantaran himpitan ekonomi.

Hal ini diutarakan oleh penghuni di Rumah Susun Tambora Blok C, Ace (50).

Ace berharap apabila Pemprov DKI jangan hanya memutihkan tunggakan sewa penghuni, namun juga membebaskan penghuni dari biaya sewa unit rusun alias gratis selamanya.

Baca: Total Tunggakan Penghuni Rusunawa di Jakarta Mencapai Rp 27 Miliar

"Kalau memang, kami warga miskin dibebasin kewajibannya (bayar biaya sewa unit rusun) di sini warga mungkin langsung sujud syukur. Tunggakan sewa unit rusun saja sudah enggak sanggup bayar. Belum lagi soal biaya sehari-hari. Daripada mati kelaparan, mending ditunda dulu membayarkan biaya sewa unit rusun. Kebanyakan penghuni di Rusun Tambora pekerjaannya serabutan," kata Ace, Jumat (14/9/2018).

Pria yang menghuni di lantai dasar Rusun Tambora mengatakan, kalau ada penghuni di rusun yang menunggak sewa unit rusunnya, petugas pengelola rusun akan melakukan penagihan.

Selama ini petugas tak nampak adanya upaya memaksa dalam membayar sewa unit Rusun.

"Alhamdulillah pak, petugas pengelola rusun di sini baik-baik, ramah. Kalau kami penghuni sini nunggak, mereka paham kalau kami tak bayar. Malah, diberi kesempatan buat mencicil bayar. Alhamdulillah, engga seperti dulu yang sampai diusir kalau sebulan-dua bulan enggak bayar itu sewa rusun," katanya.

Baca: Tunggakan BPJS Ketenagakerjaan Jaksel Tembus Rp 41 Miliar, Perusahaan Bakal Kena Sanksi Hukum

Hal yang sama dipaparka Ketua RT 04 RW 10 Rusunawa Pesakih Cengkareng, Jakarta Barat, Rover.

Soal ada usulan rencana pengahapusan tunggakan sewa unit Rusun, kata Rover, baka disambut baik sejumlah penghuni rusun.

"Tunggakan rusunawa cukup tinggi, dan beban bagi penghuni tak mampu. Bayar air dan listrik saja, masih mikir. Ini paling dikeluhkan. Malah, sudah bayar, namun kualitas airnya juga masih buruk. Ditambah dipaksa membayar sekalipun tidak digunakan. Apabila, memang ada usulan pemutihan soal tunggakan sewa, atau bahkan ada rencana digratiskan pasti penghuni di sini sangat bersyukur sekali," katanya.

Penghuni Rusun Rawa Buaya, Azizah (40), senang kala dengar usulan itu.

Azizah mengatakan, ia sangat setuju apabila pemerintah ini tak hanya melakukan pemutihan tunggakan sewa unit rusun, namun juga membebaskan seluruh penghuni rusun dari biaya sewa.

"Kalau aku pribadi sangat setuju, apalagi kalau penghuninya memang merupakan korban relokasi. Saya setuju pemutihan dan jika lebih bagus lagi digratiskan. Tapi hanya yang miskin ekonominya. Jangan yang masih mampu," kata Azizah.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved