Rida Berharap Pemprov-Transjakarta Serius Menjalankan OK OTrip Menambah Jumlah Unit di Jaksel
Uji coba OK OTrip pun diputuskan diperpanjang dari yang sebelumnya berakhir awal April menjadi pertengahan April 2018.
Penulis: Feryanto Hadi |
WARTA KOTA, PANCORAN---Masa uji coba One Karcis One Trip (OK OTrip) masih banyak kekurangan terutama soal sistem.
Uji coba OK OTrip pun diputuskan diperpanjang dari yang sebelumnya berakhir awal April menjadi pertengahan April 2018.
Di Jakarta Selatan menunjukkan adanya antusias warga menggunakan layanan ini.
Baca: Angkot yang Tidak Masuk OK Otrip Bakal Dibeli Putus
Hal ini bisa dilihat dari rata-rata jumlah penumpang per hari dengan jumlah unit yang masih terbatas.
Afrida Tri Wardhani, Kepala Seksi Angkutan Jalan Sudin Perhubungan Jakarta Selatan, mengatakan, jumlah penumpang per hari untuk delapan unit yang tergabung dalam OK OTrip untuk rute Pondok Labu-Lebak Bulus angkanya fluktuatif.
Baca: Uji Coba OK Otrip Diperpanjang karena Tunggu Persetujuan Bank Indonesia
"Tapi melihat jumlah armada yang terbatas, penumpang terbilang lumayan. Per hari rata-rata 1.000 penumpang. Bahkan dalam beberapa hari mencapai 1.200-an penumpang," kata Afrida kepada Warta Kota, Selasa (3/4).
Mengenai target jumlah penumpang, Afrida mengatakan, hal itu menjadi kewenangan PT Transjakarta.
Sedangkan pihaknya hanya memastikan OK OTrip berjalan dengan baik dengan cara menempatkan petugas di sejumlah titik pada rute yang dilewati.
Baca: 373 Trayek Angkutan Umum di Jakarta akan Direstrukturisasi, Program OK OTrip Agar Efektif
"Kalau target penumpang per hari itu yang menentukan dari pihak Transjakarta ke operator yang beroperasi (KWK). Kalau dari Dinas Perhubungan hanya melihat pelayanannya sudah terlayani saja," katanya.
Sejauh ini, kata Afrida, ia belum mendengar ada rencana penambahan jumlah unit OK OTrip di Jakarta Selatan dari PT Transjakarta.
Meski demikian, ia mengakui minat pemilik angkot untuk bergabung cukup tinggi.
"Belum ada penambahan angkutan. Hanya kemarin kami ada memberikan penjelasan ke angkot doyok (angkot tidak resmi) karena mereka bersurat dan minta penjelasan kenapa mereka tidak dilibatkan," kata Afrida.