Korupsi KTP Elektronik

Setya Novanto Tunggu Momentum yang Tepat untuk Lepas Jabatan Ketua DPR

Pimpinan dan anggota MKD bertemu Setnov di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (30/11/2017) pukul 10.20-11.47 WIB.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Ketua DPR Setya Novanto menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2017). 

WARTA KOTA, PALMERAH - Setya Novanto menyadari kuatnya desakan terhadap dirinya untuk mundur dari jabatan Ketua DPR, setelah menjadi tersangka dan tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Saat bertemu pimpinan dan anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Setnov mengungkapkan dirinya tengah menunggu momen yang tepat untuk mundur dari jabatan Ketua DPR.

"Saya tahu desakan agar saya mundur tinggi. Saya akan melakukan itu dengan melihat momentum," ujar anggota MKD Maman Imanulhaq dari Fraksi PKB, menirukan pernyataan Setnov, ketika bertandang ke kantor redaksi Tribunnews.com, Kamis (30/11/2017) malam.

Baca: Dikunjungi MKD, Setya Novanto Curhat Makanan di Tahanan KPK Kurang Bergizi

Pimpinan dan anggota MKD bertemu Setnov di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (30/11/2017) pukul 10.20-11.47 WIB.

Mereka yang datang ke KPK adalah Ketua MKD Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Gerindra, Wakil Ketua Sarifuddin Sudding dari Fraksi Hanura, anggota Maman Imanulhaq dari Fraksi PKB, Agung Widyantoro dari Fraksi Golkar, serta seorang staf.

Kedatangan pimpinan dan anggota MKD untuk melakukan pemeriksaan terhadap Ketua DPR Setya Novanto, atas dugaan pelanggaran etik. Novanto yang berstatus tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP, kini tengah ditahan KPK.

Baca: Setelah Kasus e-KTP Ramai, Setya Novanto Kembalikan Jam Tangan Seharga Rp 1,3 Miliar

Apakah ia akan mundur setelah proses praperadilan jilid II? Setnov hanya ingin semua pihak menghormati semua proses hukum yang tengah berjalan, termasuk upaya hukum yang sedang ia lakukan melalui praperadilan di Pengadilan Jakarta Selatan.

Apakah harus menang atau kalah baru akan mundur? Kiai Maman hanya menangkap keinginan mundur Setnov bukan soal perkara menang atau kalah dalam praperadilan jilid II, di mana pada sidang pertama KPK tidak hadir.

"Tapi tidak tertutup kemungkinan jika momennya tepat, dia akan melakukan apa yang kita inginkan dan desakan publik tersebut," jelas Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) ini.

Baca: Rekening Diblokir KPK Sejak 2016, Setya Novanto Hidup dari Bantuan Teman-temannya di Golkar

Yang jelas, kandidat calon Wakil Gubernur Jawa Barat ini melihat tidak ada lagi ambisi besar dari Setnov untuk tetap bertahan sebagai Ketua DPR, di tengah lilitan kasus hukum yang menerpa dirinya.

Anggota Komisi VIII DPR RI ini memaparkan, Setnov juga mengajak semua koleganya tersebut untuk turut mengawal setiap program parlemen yang sudah ditetapkan dan ditargetkan bisa tetap berjalan, jika nanti Ketua Umum Partai Golkar itu sudah tidak lagi memimpin.

Sebelum mendatangi rumah tahanan KPK, Kiai Maman mengatakan MKD akan berusaha membujuk Setnov untuk mundur sebagai Ketua DPR. Langkah itu dilakukan setelah desakan agar MKD memproses pelanggaran etik Novanto, santer disuarakan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved