Ada Proyek Pembuatan Pesawat Tempur, Mantan Karyawan IPTN Diharapkan Pulang Kampung
Dengan proyek yang berlangsung hingga 2026 mendatang itu, Indonesia membutuhkan banyak tenaga anak negeri.
WARTA KOTA, GAMBIR - Indonesia punya banyak ahli di bidang kedirgantaraan dan pertahanan.
Namun, menurut Kabalitbang Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Anne Kusmayati, mereka sebagian berada di luar negeri untuk mencari penghidupan lebih baik.
Dalam pemaparannya soal pesawat tempur KF-X/IF-X di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2017).
Ia menyebut mereka yang mencari penghidupan lebih baik, di antaranya adalah mantan karyawan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kini bernama PT Dirgantara Indonesia (DI).
"Bukan hanya (karena) uang ketika ada kegiatan dan mainan, insya Allah mereka bisa dipanggil lagi ke sini," katanya.
Baca: Pesawat Tempur Buatan Indonesia-Korea Selatan Rampung pada 2026
Fenomena perginya para ahli dari satu negara, seperti yang terjadi dengan Indonesia pasca-penurunan industri dirgantara setelah 1998, disebut dengan 'brain drain.'
Hal itu antara lain disebabkan Indonesia yang saat itu terlilit masalah keuangan, terpaksa meminjam uang dari International Monetary Fund (IMF).
Sang pemberi utang, melarang uangnya dipakai untuk industri dirgantara.
Anak negeri yang banyak dimanfaatkan kemampuannya di perusahaan-perusahaan dirgantara asing seperti Boeing, Airbus, dan Embraer.
Menurut Anne Kusmayati, akan terpanggil jika mengetahui Indonesia saat ini tengah membutuhkan tenaga mereka untuk pembuatan pesawat tempur KF-X/IF-X, yang merupakan kerja sama antara Indonesia dengan Korea Selatan.
Dengan proyek yang berlangsung hingga 2026 mendatang itu, Indonesia membutuhkan banyak tenaga anak negeri, termasuk mereka yang saat ini bertebaran di berbagai perusahaan dirgantara asing.
Ia yakin mereka pasti pulang, untuk ikut membantu proyek di mana PT DI juga ikut terlibat.
"Ketika ada mainan (pekerjaan) mereka pasti kembali. Beda psikologisnya orang Indonesia. Orang Indonesia psati rindu kampung halaman, apalagi mainan itu ada, 'brain drainner' itu pasti kembali," ucapnya optimistis. (*)