Warga Sangsikan Simpang Susun Semanggi Mampu Urai Kemacetan
Meskipun kehadiran Simpang Susun Semanggi yang menjadi penanda Ibukota itu iyakini mampu mengurai kemacetan lalulintas, sejumlah warga menyangsikannya
WARTA KOTA, SEMANGGI -- Pembangunan Simpang Susun Semanggi telah mencapai tahap akhir, Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan uji coba lanjutan pada Jumat (28/7) malam.
Walaupun keberadaan penanda kota di ibu kota ini diyakini dapat mengurai kemacetan lalulintas, sejumlah warga menyangsikan peran keberadaan ikon baru Ibukota itu.
Catatan Warta Kota menunjukkan, kemacetan lalulintas di kawasan Semanggi sudah lama kerap mengular di sepanjang Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman serta ruas tol dalam kota, khususnya pada jam-jam padat.
Warga pun telah lama merelakan diri terjebak dalam kemacetan.
Dini Handayani (32) karyawati Yayasan Veteran yang berkantor di Gedung Semanggi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan adalah salah satunya. Ia mengaku tak heran atas kemacetan di jalan-jalan sekitar Semanggi yang menurutnya terjadi setiap saat.
Karena itu warga Halim, Makasar, Jakarta Timur itu menyangsikan fungsi jalan layang senilai Rp 360 miliar itu ke depannya.
Ia mengaku pesimistis kemacetan dapat terurai hingga arus lalu lintas di jalan-jalan sekitar kawasan ini berlangsung lancar.
"Kalau saya sih terus terang pesimis ya. Soalnya kenapa? Semanggi ini kan jalan lintasan. Semuanya pasti lewat sini, baik yang dari Sudirman mau ke Gatot Subroto atau tol (Tol Dalam Kota) maupun sebaliknya pasti lewat sini. Jadi ya menurut saya mungkin ada perubahan, tapi nggak signifikan, nggak banyak," ungkapnya.
Tak hanya Dini yang bersikap pesimistis. Iman Sudrajat (35), pegawai bank swasta ini pun punya pandangan serupa.
Pria ini mengemukakan biang kemacetan lalu lintas di kawasan ini bukan lintasan kendaraan dari Jalan Sudirman menuju Jalan Gatot Subroto ataupun sebaliknya, melainkan adanya antrean kendaraan yang hendak memasuki ruas Jalan Tol Dalam Kota.
"Macetnya bisa dilihat sendiri. Itu karena banyak yang mau masuk tol, sementara tol udah penuh. Panjangnya biasanya sampai UKI (Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jaktim-red.). Semuanya lewat tol saat orang mau pulang ke Bekasi," jelasnya.
Namun pria yang akrab disapa Imank itu mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta yang dapat membangun Simpang Susun Semanggi, terlebih pendanaannya berasal dari dana kompensasi kelebihan Koefisien Luas Bangunan (KLB) salah satu perusahaan swasta di Jakarta.
Baca: Sejumlah Masyarakat Masih Bingung Melintasi Simpang Susun Semanggi
"Kalau dari segi keberhasilan pembangunan sih sebagai warga saya dukung, tapi memang pembangunan jalan belum sebanding sama jumlah kendaraannya, makanya macet. Solusinya? Kendaraannya harus dibatasin," tutupnya.
Pantauan Warta Kota di Simpang Susun Semanggi pada Jumat (28/7) siang, bangunan jalan layang yang melingkar di antara simpul Semanggi sudah terlihat berdiri kokoh.
