Warga Sangsikan Simpang Susun Semanggi Mampu Urai Kemacetan

Meskipun kehadiran Simpang Susun Semanggi yang menjadi penanda Ibukota itu iyakini mampu mengurai kemacetan lalulintas, sejumlah warga menyangsikannya

TRIBUNNEWS/DH SAPTO NUGROHO
Foto udara menampakkan proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi, Jakarta Selatan, telah tersambung sempurna, Rabu (26/4/2017) dini hari. Pemasangan box girder segmen terakhir pada proyek senilai Rp 360 miliar yang pembangunannya dimulai April 2016 tersebut, dilakukan pada Selasa (25/4/2017) malam sekitar pukul 24.00 WIB. Menurut rencana, jalan layang Simpang Susun Semanggi akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017. Foto diambil menggunakan drone. 

WARTA KOTA, SEMANGGI -- Pembangunan Simpang Susun Semanggi telah mencapai tahap akhir, Pemprov DKI Jakarta kembali melakukan uji coba lanjutan pada Jumat (28/7) malam.

Walaupun keberadaan penanda kota di ibu kota ini diyakini dapat mengurai kemacetan lalulintas, sejumlah warga menyangsikan peran keberadaan ikon baru Ibukota itu.

Catatan Warta Kota menunjukkan, kemacetan lalulintas di kawasan Semanggi sudah lama kerap mengular di sepanjang Jalan Gatot Subroto dan Jalan Sudirman serta ruas tol dalam kota, khususnya pada jam-jam padat.

Warga pun telah lama merelakan diri terjebak dalam kemacetan.

Dini Handayani (32) karyawati Yayasan Veteran yang berkantor di Gedung Semanggi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan adalah salah satunya. Ia mengaku tak heran atas kemacetan di jalan-jalan sekitar Semanggi yang menurutnya terjadi setiap saat.

Karena itu warga Halim, Makasar, Jakarta Timur itu menyangsikan fungsi jalan layang senilai Rp 360 miliar itu ke depannya.

Uji coba Simpang Susun Semanggi sudah mulai dilakukan Jumat (28/7/2017) malam.
Uji coba Simpang Susun Semanggi sudah mulai dilakukan Jumat (28/7/2017) malam. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)

Ia mengaku pesimistis kemacetan dapat terurai hingga arus lalu lintas di jalan-jalan sekitar kawasan ini berlangsung lancar.

"Kalau saya sih terus terang pesimis ya. Soalnya kenapa? Semanggi ini kan jalan lintasan. Semuanya pasti lewat sini, baik yang dari Sudirman mau ke Gatot Subroto atau tol (Tol Dalam Kota) maupun sebaliknya pasti lewat sini. Jadi ya menurut saya mungkin ada perubahan, tapi nggak signifikan, nggak banyak," ungkapnya.

Tak hanya Dini yang bersikap pesimistis. Iman Sudrajat (35), pegawai bank swasta ini pun punya pandangan serupa.

Pria ini mengemukakan biang kemacetan lalu lintas di kawasan ini bukan lintasan kendaraan dari Jalan Sudirman menuju Jalan Gatot Subroto ataupun sebaliknya, melainkan adanya antrean kendaraan yang hendak memasuki ruas Jalan Tol Dalam Kota.

Sejumlah Masyarakat Masih Bingung Melintasi Simpang Susun Semanggi
Sejumlah Masyarakat Masih Bingung Melintasi Simpang Susun Semanggi (Rangga Baskoro)

"Macetnya bisa dilihat sendiri. Itu karena banyak yang mau masuk tol, sementara tol udah penuh. Panjangnya biasanya sampai UKI (Universitas Kristen Indonesia, Cawang, Jaktim-red.). Semuanya lewat tol saat orang mau pulang ke Bekasi," jelasnya.

Namun pria yang akrab disapa Imank itu mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta yang dapat membangun Simpang Susun Semanggi, terlebih pendanaannya berasal dari dana kompensasi kelebihan Koefisien Luas Bangunan (KLB) salah satu perusahaan swasta di Jakarta.

Baca: Sejumlah Masyarakat Masih Bingung Melintasi Simpang Susun Semanggi

"Kalau dari segi keberhasilan pembangunan sih sebagai warga saya dukung, tapi memang pembangunan jalan belum sebanding sama jumlah kendaraannya, makanya macet. Solusinya? Kendaraannya harus dibatasin," tutupnya.

Pantauan Warta Kota di Simpang Susun Semanggi pada Jumat (28/7) siang, bangunan jalan layang yang melingkar di antara simpul Semanggi sudah terlihat berdiri kokoh.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved