Polisi Bunuh Diri Gara-gara Diejek Tulisannya Jelek
Dua polisi di Tokyo bunuh diri karena diejek tulisan tangannya seperti anak sekolah dasar.
Laporan Koresponden Tribunnews.com di Tokyo, Richard Susilo
WARTA KOTA, TOKYO - Seorang polisi diejek "Tulisanmu Kayak tulisan Anak Sekolah Dasar" dan kata-kata "Kamu lagi belajar bahasa ya?" merupakan kata-kata penyebab dua polisi (penyelidik) perfektur Fukushima akhirnya bunuh diri. Kepala bagiannya yang mengolok-olok (ijime) tersebut, Seino Takayuki (45) hari ini (26/6/2014) diputuskan bersalah dan dikenakan hukuman disiplin keras oleh Inspektur Jenderal Kepolisian Jepang.
Hasil penyelidikan internal kepolisian mengumumkan bahwa kedua penyelidik polisi Fukushima, satu berusia 51 tahun dan satu lagi berusia 52 tahun, meninggal bunuh diri karena ijime atasannya, dampak dari Power Harrashment (pelecehan kekuasaan) di kepolisian Fukushima.
Olek-olok tersebut berlangsung selama setengah tahun sejak Oktober tahun lalu hingga April tahun ini. Berbagai kata menyakitkan hati dilontarkan kepala bagian (manajer) Seino tersebut.
Antara lain mengatakan bahwa tulisannya seperti anak sekolah dasar, lagi belajar bahasa ya? Demikian pula kata-kata "Kami kerja seperti di bawah wakil manajer rendah sekali", "Kalau tidak bisa buat laporan panjang mendetil tak usah ke luarlah," serta berbagai macam ejekan lain dilakukan Seino yang bekerja di Divisi 2 kepolisian perfektur Fukushima.
Masing-masing penyidik polisi yang bunuh diri meninggalkan catatan sebelum mereka melakukan aksi bunuh dirinya. Satu orang menuliskan, "Saya sudah sangat capai sekali." Satu orang polisi yang bunuh diri lainnya menuliskan, "Saya tidak bisa melindungi bawahan."
Seino bekerja menjadi kepala bagian di divisi 2 itu sejak Mei 2013 sampai dengan April 2014.
Badan Kepolisian Nasional Jepang mengungkapkan pula bahwa tindakan disipliner karena tindakan pelecehan terhadap bawahan di kepolisian di seluruh negeri naik menjadi 16 orang dalam satu tahun tahun terakhir ini. Dibandingkan dua tahun lalu telah meningkat tiga kali lipat.
Tindakan disipliner pernah berupa pemotongan gaji seperti yang telah berulang kali dilakukan seorang petugas laki-laki melakukan pelecehan di kantor polisi wilayah Kinki (Kansai) , dengan ejekan kata-kata nya yang kasar kepada bawahan di tempat kerjanya.