Berita Jakarta
Pemprov DKI Godok Aturan Pembatasan Medsos bagi Pelajar Imbas Ledakan SMAN 72 Jakarta
Dinas Pendidikan (Disdik) tengah menyusun kebijakan untuk membatasi akses media sosial (medsos) bagi pelajar di Ibu Kota.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Budi Sam Law Malau
Ringkasan Berita:
- Pemprov DKI sedang merumuskan aturan pembatasan akses media sosial bagi pelajar setelah insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta.
- Gubernur Pramono Anung menilai sejumlah konten medsos dapat memicu tindakan ekstrem pada siswa.
- KBM di SMAN 72 sudah kembali normal, meski sebagian siswa masih belajar daring karena trauma atau luka
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan (Disdik) tengah menyusun kebijakan untuk membatasi akses media sosial (medsos) bagi pelajar di Ibu Kota.
Langkah ini diambil menyusul insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan bahwa pembatasan ini penting karena ia menilai adanya sejumlah konten di media sosial yang berpotensi memicu dan menginspirasi pelajar untuk melakukan tindakan ekstrem.
"Sekarang sedang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan agar tidak semua anak dengan mudah melihat peristiwa atau kejadian seperti yang di YouTube yang kemudian menginspirasi anak-anak kita untuk melakukan seperti yang terjadi di SMAN 72," jelas Pramono, usai meresmikan Kampung Tanah Harapan di Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, Selasa (18/11/2025).
Proses penyusunan kebijakan ini masih berlangsung.
Gubernur berjanji akan memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai aturan ini setelah rampung.
Baca juga: Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Diduga Terkait Komunitas Ekstrem ‘True Crime Community’
Meskipun demikian, Gubernur Pramono memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMAN 72 Jakarta telah kembali berjalan normal pasca-insiden tersebut.
"Kami juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan. Sekarang ini alhamdulillah di SMAN 72 proses belajar-mengajarnya memang sudah berjalan normal, tapi memang belum sepenuhnya semuanya kemudian hadir secara fisik," ujarnya.
Pramono menjelaskan bahwa sebagian kecil siswa masih belum dapat mengikuti KBM tatap muka karena masih mengalami trauma akibat ledakan atau dalam proses penyembuhan dari luka-luka.
Mereka masih difasilitasi untuk mengikuti pembelajaran secara daring.
"Masih ada beberapa yang kemudian (belum hadir tatap muka) mungkin karena kemarin sempat trauma, luka, dan sebagainya yang melakukan secara daring. Tetapi secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik," pungkasnya.(m27)
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp
| Bangunan Tanpa Izin di Kapuk Disegel Sudin Citata Jakbar |
|
|---|
| BPBD Sebut Jakarta Waspada Banjir Hingga 26 November Akibat Hal Ini |
|
|---|
| Koalisi UMKM Jakarta Serahkan Petisi Tolak Raperda Kawasan Tanpa Rokok |
|
|---|
| Jakarta Diguyur Hujan Siang Ini, 3 Ruas Jalan di Jaksel Tergenang Hingga 50 Sentimeter |
|
|---|
| Pulihkan Fungsi Ekologis, SOUL Action Jabodetabek Tanam Ratusan Mangrove di Kawasan PIK |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/akses-media.jpg)