Berita Nasional
Disebut Hanya Cari Tameng, Budi Arie Setiadi Ditolak Akar Rumput Gerindra
Nasib Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang ingin masuk Partai Gerindra terjegal akar rumput partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
WARTAKOTALIVE.COM - Nasib Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi yang ingin masuk Partai Gerindra terjegal akar rumput partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra menolak Budi Arie Setiadi masuk partai berlambang garuda itu.
Misalnya saja seperti dilansir dari Kompas.tv, setidaknya ada tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra yang meminta DPP mempertimbangkan mantan Menteri Koperasi dan Komunikasi dan Informatika (Kominfo) itu menjadi anggota partai.
Ketiga DPC tersebut yakni DPC Kota Pematangsiantar, DPC Kota Makassar, dan DPC Semarang.
DPC Gerindra Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara (Sumut), menolak Budi karena berbagai pertimbangan.
Ketua DPC Gerindra Pematangsiantar, Gusmiyadi menilai rencana Budi Arie gabung ke Gerindra sebagai langkah pragmatis untuk melindungi dari potensi jeratan hukum, terkait kasus judi online Kominfo.
Diketahui nama Budi Arie masuk dalam surat dakwaan keempat terdakwa.
Surat dakwaan yang dibacakan JPU dalam persidangan perkara pengamanan situs judol di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (14/5/2025) disebutkan ada jatah 50 persen untuk Budi Arie Setiadi saat menjabat sebagai Menkominfo.
Selain itu, Gusmiyadi menilai Budi Arie juga dinilai bergabung karena ingin mendapat posisi penting dari Prabowo.
"Langkah pragmatis tersebut dibaca sebagai sebuah cara untuk berlindung dari kasus hukum yang berpotensi melilit dirinya dan disisi lain Budi Arie juga tentu berharap masih bisa mendapat posisi penting dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo," ujar Gusmiyadi, Jumat (7/11/2025).
Baca juga: Jokowi Disebut Kecewa Budi Arie Bermanuver Ingin Gabung Gerindra Hingga Dukung Prabowo
Di sisi lain, Anggota DPRD Sumut ini khawatir jika Budi Arie bergabung, kepercayaan publik ke Prabowo dapat menurun karena Ketua Umum Gerindra itu dinilai sedang fokus dalam pemberantasan korupsi.
Belum lagi klaim Budi Arie soal logo Projo yang bakal mengganti logo hingga menyanggah jika Projo merupakan singkatan dari Pro Jokowi merupakan langkah tidak etis.
"Baru-baru ini klaim Budi Arie soal arti nama Projo dan kaitannya dengan logo wajah Jokowi juga dinilai sebagai langkah tidak beradab dalam memainkan catur politik. Sanggahan Budie Arie selama ini Projo bukan singkatan Pro Jokowi tapi berarti rakyat dan negeri merupakan langkah zig zag yang tidak pantas."
"Simpelnya publik menilai Budi Arie ingin cari aman mencari suaka politik dan menjaga peluang mendapatkan kekuasaan dimasa kepemimpinan Prabowo sebagai Presiden," tutupnya.
Hal yang sama disampaikan DPC Gerindra Kota Makassar.
Ketua DPC Gerindra Kota Makassar, Eric Horas tidak mau ada kader yang masuk Partai Gerindra hanya untuk melihat momentum politik semata dan tidak sesuai cita-cita perjuangan partai.
"Kami ingin memastikan bahwa siapa pun yang masuk ke Gerindra bukan hanya karena momentum politik, tetapi karena memiliki komitmen jangka panjang terhadap cita-cita perjuangan partai," ujarnya
Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso mengatakan kader di tingkat bawah tidak ingin Gerindra dijadikan "tameng politik" oleh eks relawan tim pemenangan Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 itu.
"Kita menyoroti berkait dengan isu mau masuknya Budi Arie ke Partai Gerindra. Jangan sampai Gerindra menjadi pelindung politik," ujar Joko, dikutip dari Kompas.com, Jumat (7/11/2025).
Meski memberi catatan, Joko menegaskan Gerindra tetap merupakan partai yang terbuka bagi siapa pun.
"Siapa pun berhak bergabung sepanjang satu visi memperjuangkan kemaslahatan masyarakat, bangsa dan negara," ujarnya.
(Wartakotalive.com/DES/Kompas Tv)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/memastikan-nama.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.