Berita Nasional
Duet Megawati-Gus Dur yang Sempat Buat Soeharto Ketar-ketir
Pengajuan Presiden ke-2 Soeharto sebagai Pahlawan Nasional untuk tahun 2025 menuai kontroversi.
Termasuk soal upaya penjegalan Megawati yang ingin menduduki kursi Ketua PDI di tahun 1994.
Bahkan saat itu duet Megawati dan Gus Dur disebut oleh Jenderal Syarwan Hamid sebagai Cory Aquino dan Kardinal Jaime Sin dari Filipina.
Namun hal itu dibalas Gus Dur dengan mempertanyakan siapa Ferdinand Marcos ala Indonesia.
Diketahui Ferdinand Marcos dikenal sebagai pemimpin otoriter di Filipina.
Puncak kedekatan Gus Dur dan Megawati dalam melawan Orde Baru terjadi di tahun 1996. Saat itu ada kegairahan antara kelompok hijau dan merah untuk bersatu melawan Soeharto.
Terlebih keduanya memiliki jutaan pendukung yang dianggap cukup untuk menghalau dominasi Soeharto.
Namun demikian, Gus Dur yang berkawan baik dengan intelijen militer mendapatkan kabar bahwa Soeharto semakin sulit dikendalikan semenjak istrinya Bu Tien meninggal.
Gus Dur pun kemudian memberikan kabar buruk tersebut ke Megawati dan memintanya agar untuk berhati-hati.
Gus Dur khawatir akan ada pertumpahan darah di PDI apabila Megawati terlalu terlihat tersorot di tengah rezim.
Terlebih kedekatan Gus Dur dan Megawati dikabarkan membuat Soeharto berang mengingat pemilu berikutnya semakin dekat.
Ketika itu Gus Dur dan Megawati menjadi idola kaum muda yang menguasai 60 persen pemilih di Pemilu.
Hingga akhirnya pada 1997, pemerintah memerintahkan agar PDI segera mengadakan Kongres untuk menggulingkan Megawati.
Dalam kongres tersebut Megawati dan pengikutnya dilarang hadir.
Penggulingan Megawati dari tampuk kekuasaan PDI ternyata membuat para pendukung putri Soekarno itu mengamuk.
Peringatan Gus Dur kepada Megawati soal Soeharto yang menyiapkan pertumpahan darah pun tidak didengar oleh Ketua PDI tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/MEGAWATI-GUS-DUR.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.