Pencurian

4 WNI Bikin Malu, Ditangkap Polisi Malaysia karena Mencuri Kabel Milik Kilang Minyak Petronas

Empat WNI baru-baru ini ditangkap polisi Malaysia karena nekad mencuri kabel milik kilang minyak Petronas di perbatasan.

Editor: Valentino Verry
Zona Jakarta
KILANG MINYAK PETRONAS - Polisi Malaysia menangkap empat WNI karena ketahuan mencuri kabel milik kilang minyak Petronas di lepas pantai, Minggu (2/11/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tak heran bila warga Malaysia suka julid terhadap Indonesia, karena kemungkinan mereka kesal.

Sebab, warga negara Indonesia (WNI) yang kebetulan tinggal dekat wilayah perbatasan Malaysia, kerap bikin ulah.

Terbaru, ada empat WNI yang  ditangkap aparat Malaysia karena mencuri kabel milik kilang minyak Petronas di lepas pantai, Minggu (2/11/2025).

Baca juga: Petronas Bakal PHK 10 Persen Pegawai, Begini Tanggapan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

Petronas merupakan perusahaan energi nasional Malaysia, seperti Pertamina di Indonesia.

Tentu saja aparat Malaysia sangat kesal, apalagi salah satu tersangka sudah beberapa kali mencuri.

Azman, Kepala Desa Putik di Pulau Matak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menbenarkan soal penangkapan itu.

Seorang warganya bernama Sabli ikut ditangkap. Kasus itu membuat Azman sibuk dalam beberapa hari ini.

Baca juga: Momen Prabowo dan Anwar Ibrahim Makan Siang Bareng di Malaysia Hingga Diajak ke Menara Petronas

Keempat WNI itu ditangkap oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) atau Malaysia Coast Guard.

Lokasi kilang minyak milik negara jiran ini dilaporkan berada di perairan Internasional, sekitar 133 mil dari Kuala Kemamam, Negara Bagian Terengganu.

"Sudah heboh di Anambas, Bang. Banyak yang menghubungi saya untuk meminta data," ucap Azman saat dihubungi TribunBatam.id.

Menurut Azman, APMM menangkap warganya sekitar empat hari lalu. Ia mengetahui informasi itu dari polisi.

Selain Sabli, terdapat tiga warga lainnya yang diringkus otoritas keamanan laut Malaysia.

Mereka di antaranya Luhpi dari Desa Tebang, serta Jahri dan Pai dari Desa Candi. Sejumlah desa ini masih berada di Pulau Matak.

"Totalnya ada empat orang," ujarnya.

Azman pun mengungkap jika Sabli bukan kali pertama ini berurusan dengan aparat keamanan laut Malaysia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved