Viral Medsos

Benda Langit yang Menyala di Langit Cirebon Meteor Atau Pesawat Alien? Begini Penjelasan BRIN

Di media sosial, banyak warga dari Cirebon, Brebes bahkan Tegal mendengar suara dentuman keras dari meteor jatuh

|
Editor: Feryanto Hadi
Facebook
METEOR DI CIREBON - Beredar video di sosial media soal penampakan adanya benda terbang yang mengeluarkan cahaya terang. BRIN menyebut benda itu diduga kuat adalah sebuah meteor berukuran besar yang jatuh dari langit 

Menurut Fuad, dari sisi meteorologi, dentuman keras bisa dipicu oleh beberapa faktor seperti sambaran petir, aktivitas gempa bumi, atau peristiwa longsor. Namun, berdasarkan hasil pemantauan, kondisi cuaca di Cirebon saat kejadian terpantau cerah berawan tanpa adanya potensi hujan atau badai petir.

 “Biasanya suara ledakan atau getaran berasal dari awan konvektif akibat sambaran petir. Tapi dari citra satelit, tidak ditemukan adanya awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat peristiwa terjadi,” ujar Fuad di Cirebon, Minggu malam.

Ia menegaskan bahwa sejauh ini BMKG tidak mencatat adanya aktivitas cuaca ekstrem maupun getaran seismik yang signifikan di wilayah tersebut.

Fuad juga menjelaskan bahwa fenomena yang berkaitan dengan meteor atau benda langit bukan merupakan ranah BMKG. “Peristiwa semacam ini termasuk dalam kewenangan lembaga antariksa seperti BRIN, karena BMKG tidak memiliki instrumen untuk mendeteksi pergerakan meteor,” tambahnya.

Meski begitu, BMKG tetap memantau laporan dari berbagai sumber dan masyarakat untuk memastikan kebenaran fenomena yang terjadi.

Berdasarkan laporan awal, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, terutama di wilayah Cirebon bagian timur, seperti Kecamatan Lemahabang. Sejumlah warga mengaku sempat melihat bola api melintas cepat di langit sebelum terdengar suara dentuman keras yang menggema.

 Jadwal hujan meteor pada Oktober

1. Hujan Meteor Draconid (8 Oktober)

Hujan meteor Draconid diperkirakan aktif antara 6 hingga 10 Oktober 2025, dengan puncak aktivitas pada 8 Oktober. Letak radian hujan ini berada di rasi Draco (Naga), sehingga meteor-meteor yang muncul akan tampak seolah berasal dari arah langit utara-dominan di atas kepala pemerhati langit. 

Hujan meteor Draconid umumnya termasuk kategori hujan meteor minor hingga sedang, dengan laju rata-rata hanya sekitar 5–10 meteor per jam pada kondisi normal. 

2. Hujan Meteor Taurid Selatan (10 Oktober)

Hujan meteor Taurid Selatan biasanya terjadi dalam periode yang cukup panjang, dari awal Oktober hingga pertengahan November. Namun, beberapa meteor dari aliran ini sudah bisa terlihat lebih awal, termasuk sekitar 10 Oktober 2025. 

Intensitasnya tergolong rendah, hanya sekitar 3–5 meteor per jam di langit gelap tanpa polusi cahaya. Meskipun jumlahnya sedikit, meteor Taurid dikenal bergerak lambat dan sering tampak lebih terang dari biasanya, sehingga tetap menarik untuk diamati. 

Waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada malam hari hingga menjelang dini hari, terutama di lokasi yang jauh dari cahaya kota.

3. Hujan Meteor Delta Aurigid (11 Oktober)

Hujan meteor Delta Aurigid diperkirakan mencapai puncaknya pada 11 Oktober 2025. Fenomena ini termasuk hujan meteor minor dengan intensitas yang cukup rendah, yakni sekitar 5 meteor per jam di bawah kondisi langit yang gelap dan cerah. 

Radian hujannya terletak di rasi Auriga, yang mulai tampak tinggi di langit menjelang tengah malam hingga dini hari. Meskipun jumlah meteor yang terlihat tidak banyak, beberapa di antaranya bisa cukup terang dan melintas cepat. 

Untuk mengamatinya, disarankan mencari tempat terbuka yang jauh dari polusi cahaya, seperti area perbukitan atau pantai, agar penampakan meteor bisa lebih jelas dan menakjubkan.

4. Hujan Meteor Epsilon Geminid (18 Oktober)

Hujan meteor Epsilon Geminid diprediksi mencapai puncaknya pada 18 Oktober 2025. Fenomena ini termasuk dalam kategori hujan meteor minor, dengan intensitas sekitar 3–5 meteor per jam pada kondisi langit yang benar-benar gelap. 

Radian hujan ini berada di rasi Gemini, yang mulai terbit setelah tengah malam, sehingga waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 01.00 hingga menjelang fajar. Meskipun tidak sebanyak hujan meteor besar lainnya, Epsilon Geminid tetap menarik karena terkadang menampilkan meteor yang melintas cepat dan terang. 

5. Hujan Meteor Orionid (21 Oktober)

Hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2025 dan menjadi salah satu fenomena langit paling dinantikan bulan ini. Hujan meteor ini berasal dari sisa debu Komet Halley, yang terkenal menghasilkan meteor cepat dan terang. 

Pada 2025, pengamat berpeluang menyaksikan sekitar 20 meteor per jam di bawah langit yang gelap, karena puncaknya bertepatan dengan fase bulan baru, sehingga cahaya bulan tidak mengganggu visibilitas. Radian hujannya berada di rasi Orion, yang mulai terbit sekitar tengah malam di arah timur. 

Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 00.00 hingga 04.00 dini hari, ketika Orion berada tinggi di langit.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sebagian artikel ini telah diolah Tribunnews.com

Sumber: Warta Kota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved