Berita Nasional
Diduga Jatuh di Cirebon, Ini Jadwal Hujan Meteor Saat Oktober
Meteor diduga jatuh di kawasan Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025) malam.
WARTAKOTALIVE.COM - Meteor diduga jatuh di kawasan Tol Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/10/2025) malam.
Meteor jatuh itu sempat terekam video amatir warga dan viral di media sosial.
Dari rekaman terlihat benda langit dengan ekor berapi itu melintas di langit Tegal, Jawa Tengah dan diduga jatuh di Cirebon, Jawa Barat.
Meteor tersebut diduga jatuh di pinggir jalan di Cirebon, Jawa Barat.
Ternyata di bulan Oktober 2025 ini sejumlah jadwal hujan meteor akan terjadi.
Berdasarkan data dari BRIN, setidaknya ada beberapa hujan meteor yang bisa disaksikan di langit Indonesia sepanjang Oktober seperti dimuat Kompas Tv.
Berikut jadwal hujan meteor yang terjadi pada Oktober 2025.
1. Hujan Meteor Draconid (8 Oktober)
Hujan meteor Draconid diperkirakan aktif antara 6 hingga 10 Oktober 2025, dengan puncak aktivitas pada 8 Oktober. Letak radian hujan ini berada di rasi Draco (Naga), sehingga meteor-meteor yang muncul akan tampak seolah berasal dari arah langit utara-dominan di atas kepala pemerhati langit.
Hujan meteor Draconid umumnya termasuk kategori hujan meteor minor hingga sedang, dengan laju rata-rata hanya sekitar 5–10 meteor per jam pada kondisi normal.
2. Hujan Meteor Taurid Selatan (10 Oktober)
Hujan meteor Taurid Selatan biasanya terjadi dalam periode yang cukup panjang, dari awal Oktober hingga pertengahan November. Namun, beberapa meteor dari aliran ini sudah bisa terlihat lebih awal, termasuk sekitar 10 Oktober 2025.
Intensitasnya tergolong rendah, hanya sekitar 3–5 meteor per jam di langit gelap tanpa polusi cahaya. Meskipun jumlahnya sedikit, meteor Taurid dikenal bergerak lambat dan sering tampak lebih terang dari biasanya, sehingga tetap menarik untuk diamati.
Waktu terbaik untuk melihatnya adalah pada malam hari hingga menjelang dini hari, terutama di lokasi yang jauh dari cahaya kota.
3. Hujan Meteor Delta Aurigid (11 Oktober)
Hujan meteor Delta Aurigid diperkirakan mencapai puncaknya pada 11 Oktober 2025. Fenomena ini termasuk hujan meteor minor dengan intensitas yang cukup rendah, yakni sekitar 5 meteor per jam di bawah kondisi langit yang gelap dan cerah.
Radian hujannya terletak di rasi Auriga, yang mulai tampak tinggi di langit menjelang tengah malam hingga dini hari. Meskipun jumlah meteor yang terlihat tidak banyak, beberapa di antaranya bisa cukup terang dan melintas cepat.
Untuk mengamatinya, disarankan mencari tempat terbuka yang jauh dari polusi cahaya, seperti area perbukitan atau pantai, agar penampakan meteor bisa lebih jelas dan menakjubkan.
Baca juga: BRIN Buka Suara Perihal Meteor Diduga Jatuh di Kuningan-Cirebon
4. Hujan Meteor Epsilon Geminid (18 Oktober)
Hujan meteor Epsilon Geminid diprediksi mencapai puncaknya pada 18 Oktober 2025. Fenomena ini termasuk dalam kategori hujan meteor minor, dengan intensitas sekitar 3–5 meteor per jam pada kondisi langit yang benar-benar gelap.
Radian hujan ini berada di rasi Gemini, yang mulai terbit setelah tengah malam, sehingga waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 01.00 hingga menjelang fajar. Meskipun tidak sebanyak hujan meteor besar lainnya, Epsilon Geminid tetap menarik karena terkadang menampilkan meteor yang melintas cepat dan terang.
5. Hujan Meteor Orionid (21 Oktober)
Hujan meteor Orionid akan mencapai puncaknya pada 21 Oktober 2025 dan menjadi salah satu fenomena langit paling dinantikan bulan ini. Hujan meteor ini berasal dari sisa debu Komet Halley, yang terkenal menghasilkan meteor cepat dan terang.
Pada 2025, pengamat berpeluang menyaksikan sekitar 20 meteor per jam di bawah langit yang gelap, karena puncaknya bertepatan dengan fase bulan baru, sehingga cahaya bulan tidak mengganggu visibilitas. Radian hujannya berada di rasi Orion, yang mulai terbit sekitar tengah malam di arah timur.
Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah antara pukul 00.00 hingga 04.00 dini hari, ketika Orion berada tinggi di langit.
(Wartakotalive.com/DES/Kompas Tv)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.