Makan Bergizi Gratis

Liput Keracunan MBG, Wartawan Dicekik Pegawai SPPG, Ini Reaksi Kepala BGN dan Mahfud MD

kepala BGN Dadan Hindayana bereaksi atas intimidasi yang dilakukan pegawai SPPG terhadap wartawan yang meliput keracunan MBG.

Editor: Valentino Verry
tribunnews
WARTAWAN DIINTIMIDASI - Kepala BGN Dadan Hindayana berjanji untuk menindaklanjuti kasus wartawan yang diintimidasi petugas SPPG karena meliput keracunan MBG di SDN 01 Gedong, Jakarta Timur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto menuai banyak masalah.

Salah satunya yang paling disorot adalah soal keracunan MBG, mengingat hampir tiap hari terjadi di berbagai daerah.

Program MBG diluncurkan pada 6 Januari 2025 yang menargetkan 82,9 penerima mulai dari siswa SD hingga SMU atau sederajat.

Program ini bertujuan untuk memastikan anak Indonesia memiliki gizi yang cukup dan seimbang sebagai pondasi penting bagi tumbuh kembang anak.

Baca juga: Plt Kepsek SDN 01 Gedong Akui Ada Bau Tak Sedap Menu MBG dari Mi Goreng dan Telur

Dari data Badan Gizi Nasional (BGN), setidaknya ada 70 kasus insiden keamanan pangan MBG 2025, dengan korban keracunan 5.914 orang penerima manfaat.

Terkait banyaknya siswa yang keracunan MBG, wartawan pun terus menyorotnya.

Terbaru, dugaan keracunan MBG terjadi di SDN 01 Jakarta Timur, yang membuat wartawan meliputnya.

Ternyata, hal itu justru bikin kesal pegawai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gedong 2 yang menyajikan MBG untuk siwa di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur. 

Mereka pun bertindak kasar berupa mencekik wartawan yang meliput.

Baca juga: AJI Kecam Penganiayaan Wartawan yang Liput MBG, Pertanyakan Transparansi

Terkait hal ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana coba meluruskan.

Merespons peristiwa itu, pihaknya akan segera mengklarifikasi SPPG Gedong 2 mengenai dugaan kasus penganiayaan tersebut. 

"Nanti ada klarifikasi," kata Dadan dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (1/10/2025).

Namun demikian, Dadan masih belum bisa merinci apakah pelaku penganiayaan merupakan oknum dari pegawai SPPG Gedong 2.

Baca juga: Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Keracunan Diduga Keracunan MBG, Polisi Ambil Sampel Makanan

Dia masih akan melakukan klarifikasi terlebih dahulu.

Terjadi dugaan keracunan pada siswa di SD Negeri 01 Jakarta akibat menyantap menu MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gedong 02, Pasar Rebo, Jakarta Timur. 

Pada Selasa (30/9/2025) saat wartawan hendak mencari tahu lokasi dapur MBG yang makanannya disajikan di SD Negeri Gedong 01 Jakarta Timur, terjadi aksi intimidasi dan penganiayaan.

Seorang wartawan dicekik oleh satu pegawai SPPG ketika mencoba mengambil video di luar lingkungan SPPG

SPPG yakni dapur atau unit operasional dalam program MBG pemerintah yang bertanggung jawab untuk menyediakan makanan bergizi bagi anak sekolah dan ibu hamil. 

DIDUGA KERACUNAN MBG - Sejumlah siswa saat pulang sekolah dengan dijemput orangtuanya di SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2025). Sebelumnya diduga sejumlah siswa mengalami keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pihak sekolah. Warta Kota/Yulianto
DIDUGA KERACUNAN MBG - Sejumlah siswa saat pulang sekolah dengan dijemput orangtuanya di SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/9/2025). Sebelumnya diduga sejumlah siswa mengalami keracunan usai menyantap makanan bergizi gratis (MBG) yang dibagikan pihak sekolah. Warta Kota/Yulianto (Warta Kota/Yulianto)

Sementara itu, mantan Menko Polhukam Mahfud MD, menilai program MBG merupakan langkah mulia yang harus didukung.

Namun, ia tidak menampik tata kelolanya mendesak untuk segera diperbaiki agar tidak menimbulkan masalah di lapangan.

Hal itu disampaikan Mahfud MD dalam podcast Terus Terang yang tayang di channel Youtube pribadinya Mahfud MD Official seperti dilihat Tribunnews.com, Rabu (1/10/2025).

“Program makan bergizi gratis ini program paling bagus, mulia menurut saya," ujarnya. 

"Karena kita bayangkan ada jutaan anak-anak kita yang tidak bisa makan, sehingga menurut saya program makan bergizi gratis ini program yang sangat mulia dan harus kita dukung bersama-sama,” lanjut Mahfud.

Meski demikian, ia mengingatkan bahwa peristiwa keracunan yang terjadi di sejumlah sekolah tidak boleh dianggap sekadar angka kecil.

Baginya setiap korban yang berjatuhan menyangkut nyawa manusia.

“Memang itu menjadi sorotan nasional, meskipun itu benar cuma 0,00017 persen kata Presiden dan kecil sekali memang jika ditotal sekarang," ucapnya. 

"Tapi kan juga jutaan pesawat terbang di dunia ini lalu lalang setiap hari, kecelakaan satu aja bisa tidak sampai satu persen aja orang sudah ribut," lanjutnya. 

"Karena itu menyangkut nyawa dan kesehatan. Jadi bukan persoalan angka, tapi ini harus diteliti lagi masalahnya,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud, ada masalah serius dalam tata kelola MBG.

Menurutnya, banyak pertanyaan muncul di lapangan terkait siapa pihak yang benar-benar bertanggung jawab.

“Tetapi memang perlu diperbaiki tata kelolanya, sangat perlu mendesak diperbaiki tata kelolanya karena banyak pertanyaan di bawah sebenarnya penyelenggara di bawah itu siapa pada tingkat bawah," ucapnya. 

"Pemerintah daerah tidak tahu, karena sejak awal tidak dilibatkan tapi ketika ada masalah keracunan mereka yang turun,” jelas Mahfud.

Ia mencontohkan kondisi guru yang bukan panitia MBG, namun tetap diminta mengganti perlengkapan yang hilang atau ikut membersihkan peralatan makan.

“Ada yang satu sekolah guru tidak digaji, tidak jadi panitia tapi ikut membersihkan piring-piring ompreng," ujarnya. 

"Lalu ada yang hilang suruh dia yang suruh ganti padahal dia bukan panitia,” pungkasnya.

 

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp:  https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved