Berita Nasional
Negara-negara Arab Berkumpul Bahas Pembalasan Dendam ke Israel
Negara-negara Islam di Timur Tengah bersatu usai Israel menyerang Doha, Qatar pada Selasa (9/9/2025).
Alasan Israel menyerang negara sekutunya itu lantaran mengaku hendak memburu Hamas yang melarikan diri ke wilayah tersebut.
Usai penyerangan tersebut, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pihaknya telah memberi tahu pejabat Qatar sebelum serangan Israel terhadap negosiator Hamas di Doha.
Pernyataan dari Gedung Putih pada hari Selasa muncul beberapa jam setelah serangan di kawasan permukiman di ibu kota Qatar, Doha.
"Pemerintahan Trump telah diberitahu oleh militer Amerika Serikat bahwa Israel sedang menyerang Hamas, yang sayangnya, terletak di wilayah Doha, ibu kota Qatar," ujar juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada para wartawan.
Bukan merasa bersalah, Amerika Serikat justru berharap Qatar bisa menerima upaya sekutu untuk melenyapkan Hamas demi klaim perdamaian yang mereka impikan.
"Pengeboman sepihak di Qatar, negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak akan memajukan tujuan Israel atau Amerika," ujarnya.
"Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan warga Gaza, adalah tujuan yang mulia,"
Gedung Putih juga mengatakan bahwa Trump telah memerintahkan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk “memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan terjadi”.
Namun, Qatar membantah klaim Amerika Serikat tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan klaim bahwa pemerintah telah "diinformasikan sebelumnya tentang serangan itu sepenuhnya salah.
Sebab pihak Qatar baru diinformasikan setelah ledakan pertama terjadi di Doha.
"Panggilan telepon yang diterima dari seorang pejabat Amerika terjadi saat terdengarnya ledakan akibat serangan Israel di Doha," tulis Majed al-Ansari dalam sebuah pernyataan di X.
Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan panggilan dari Amerika Serikat datang sepuluh menit setelah serangan dimulai, dan menyebut insiden itu sebagai “terorisme negara”.
Hamas mengatakan serangan itu menewaskan lima anggotanya, tetapi tim negosiasi utamanya selamat.
Di antara korban tewas adalah seorang petugas keamanan Qatar, ungkap Kementerian Dalam Negeri negara itu.
Trump kemudian mengatakan bahwa ia merasa “sangat buruk tentang lokasi serangan” dan bahwa ia telah meyakinkan Qatar bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.