Demo Ojol
DR. Rudyono Darsono: Pengusutan Tewasnya Affan Kurniawan Harus Berdasarkan Sistim dan Jalur Komando
DR. Rudyono Darsono: Pengusutan Tewasnya Affan Kurniawan Harus Berdasarkan Sistim dan Jalur Komando
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Divisi Propam Polri dan Propam Brimob tengah mengusut peristiwa tewasnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan, yang meninggal dunia usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Rimueng Brimob.
Kasus ini terjadi saat massa pengunjukrasa terlibat bentrok dengan polisi di sekitar SPBU Penjernihan, Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.
Terkait kasus tersebut, pengamat hukum sekaligus Ketua Pembina Yayasan Universitas 17 Agustus 1945 (UTA ’45) Jakarta, DR. Rudyono Darsono pun angkat bicara.
Baca juga: Rumah Ahmad Sahroni Dirusak Massa, Kediaman Eko Patrio di Setiabudi Jaksel Dapat Pengawalan Ketat
Rudyono yang akrab disapa Rudy tersebut memberikan saran perlunya sistem dana jalur komando yang sudah baku agar kasus ini bisa terungkap secara tuntas.
“Pengusutan harus dilakukan sesuai dengan sistem dan jalur komando yang sudah baku,” kata Rudyono, kepada wartawan, Sabtu (30/8/2025).
Proses pengungkapan kasus bisa dimulai dari siapa pembuat rencana pengamanan demo, pengawas pelaksana pengamanan, dan penanggung jawab pengamanan unjuk rasa.
Baca juga: Bentrok Massa dan Polisi di Depan Mako Brimob Kwitang, Saling Perang Petasan dan Gas Air Mata
Lalu, siapa komandan lapangan, pemberi perintah pergerakan anggota dan pelaksana di lapangan.
“Jangan cuma mengkambinghitamkan anggota pelaksana di lapangan yang hanya menjalankan perintah,” lanjut Rudy.
Jika cara pengungkapan kasus tersebut tidak dilakukan sesuai sistem dan jalur komando yang sudah ada, maka kata Rudy tidak akan ada perbaikan kondisi, moral serta mental institusi Polri secara keseluruhan.
Sebab, kerusakan dan sikap kejam yang ada selama ini memang di mulai dari atas atau pemberi perintah, bukan justru hanya menghukum pelaksana lapangan yang notabene tidak punya pilihan dan hanya melaksanakan perintah.
“Karena dalam satuan keamanan dan pertahanan tidak ada anak buah yang salah, tapi komandan yang harus bertanggung jawab,” imbuhnya.
Baca juga: PBNU dan Muhammadiyah Serukan Masyarakat Tahan Diri Imbas Aksi Demonstrasi Berakhir Ricuh
Lebih lanjut, Rudy memandang reaksi massa menyikapi tewasnya Affan sebagai ungkapan kekecewaan kolektif publik terhadap kepolisian.
Institusi ini dinilai sebagian masyarakat kerap menyalahgunakan wewenangnya.
“Korban dari driver ojol menjadi puncak dari kemarahan masyarakat dan bersatunya masyarakat untuk melawan kekejaman dan sikap zalim Polri selama ini dalam menjalankan fungsinya yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat, bukan memperdagangkan kewenangannya untuk menyakiti masyarakat lemah,” tegasnya.
Adapun guna mengatasi semua persoalan ini, menurutnya Presiden Prabowo Subianto harus turun tangan.
Prabowo, kata Rudy harus membenahi institusi Polri secara keseluruhan.
“Suka tidak suka, Pak Prabowo sebagai pimpinan nasional harus mau dan mampu mereset ulang fungsi dan tugas Polri kembali kepada kaidah awalnya, yaitu sebagai penjaga kamtibmas dan lalu lintas, bukan memberikan tugas dan kewenangan yang berlebih di luar fungsi pokoknya,” ujar Rudy.
Dengan demikian seluruh elemen pengawasan dan keamanan negara dapat berjalan dengan baik dan terukur.
Masalah Kemiskinan dan Pembodohan
Adapun terkait unjuk rasa memprotes gaji dan tunjangan DPR, kanjutnya, akar permasalahan itu sebenarnya ada pada masalah kemiskinan dan pembodohan serta mahalnya biaya hidup.
Di tengah beban ekonomi yang ditanggung masyarakat, elite politik mengambil kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Masalah isu tentang tunjangan anggota DPR dan komentar yang arogan serta gaya hidup pesta pora yang dipertontonkan secara terbuka oleh anggota DPR di tengah kesengsaraan dan sulitnya masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari menjadi pemicu kemarahan dan kebencian rakyat,” ujar Rudy.
Baca juga: Digeruduk Massa, Ini Kronologi Hancurnya Rumah Mewah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Jakata Utara
DPR dalam hal ini para pimpinan partai politik, harus benar-benar berubah total dalam sikap dan perilaku politiknya yang dianggap sangat elitis.
Serta harus benar-benar memperhitungkan kepentingan rakyat dan menjadi pengawas eksekutif dan yudikatif, serta membuat perundang-undangan yang berpedoman kepada ideologi Pancasila yang berkeadilan sesuai fungsinya sebagai legislatif.
Bukan justru mencari muka dan bersikap selalu membela eksekutif dan yudikatif karena adanya kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Bentrok Massa dan Polisi di Depan Mako Brimob Kwitang, Saling Perang Petasan dan Gas Air Mata |
![]() |
---|
Sultan HB X Bertemu Massa Pendemo Tanpa Iring-iringan Pengawalan |
![]() |
---|
Ayah Affan Kurniawan Tidak Menyangka Rumahnya Didatangi Presiden RI Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Massa Kembali Geruduk Mako Brimob Kwitang, Kopasgat TNI Menahan Laju Massa |
![]() |
---|
Pascademo di Polda Metro, Warga Berkumpul Amati Suasana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.