Saat Menteri Pertanian Amran Hadang Jejak Gelap 250 Ton Beras dari Thailand
Operasi penyelundupan beras impor kembali menyingkap jaringan distribusi gelap yang bekerja dalam senyap.
WARTAKOTALIVECOM, Jakarta — Operasi penyelundupan beras impor kembali menyingkap jaringan distribusi gelap yang bekerja dalam senyap.
Di Sabang, Aceh, aparat penegak hukum bersama Kementerian Pertanian mengungkap 250 ton beras ilegal asal Thailand yang disimpan di gudang PT Multazam Sabang Group (MSG).
Penemuan itu bukan sekadar soal barang tanpa dokumen, melainkan potret lama praktik perdagangan pangan yang berjalan di luar radar negara.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjadi salah satu orang pertama yang menerima laporan penindakan tersebut.
Pada Minggu (23/11), ia mengungkap bahwa kabar itu datang pada pukul 02.00 dini hari, saat ia sedang terbaring sakit dan mendapat infus.
“Saya mendapat laporannya tengah malam. Walau kondisi sedang tidak fit, saya langsung minta tim bergerak mengamankan lokasi,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan.
Rangkaian penelusuran bermula dari laporan intelijen lapangan mengenai aktivitas bongkar muat tak biasa di area pelabuhan Sabang.
Tim kemudian mengikuti pergerakan beberapa truk kontainer yang melaju ke gudang MSG.
Pemeriksaan di lokasi membenarkan dugaan awal dari karung-karung beras impor asal Thailand tersusun rapih tanpa dokumen karantina dan administrasi resmi.
Tidak ada izin impor dan tidak ada petunjuk legalitas.
Sumber internal yang enggan disebut identitasnya menyebut bahwa modus seperti ini bukan pertama kali terjadi.
Beras diduga masuk pada jam-jam lengang, memanfaatkan jalur pelabuhan yang sepi dari pengawasan.
Kapal pengangkut diduga menggunakan manifest yang tidak mencantumkan komoditas pangan, sebuah pola yang kerap digunakan untuk mengelabui aparat.
Dalam keterangan resminya, Amran menegaskan bahwa praktik yang merugikan sektor pangan nasional itu akan ditindak sampai ke akar.
“Ini bukan hanya soal selisih harga. Ini struktur jaringan. Mereka merugikan petani, mencurangi pasar, dan melemahkan kedaulatan pangan kita,” ujarnya.
Hingga laporan ini disusun, aparat kepolisian dan tim pengawas masih memeriksa dokumen-dokumen milik MSG dan melacak alur pengiriman, mulai dari keberangkatan di Thailand hingga masuknya barang ke kawasan Sabang.
Investigasi pendahuluan menduga adanya pihak-pihak yang memuluskan proses masuknya barang tanpa pemeriksaan ketat.
Sementara itu, 250 ton beras sitaan kini diamankan sebagai barang bukti.
Pemerintah memastikan proses hukum berjalan dan tidak menutup kemungkinan menyeret lebih banyak nama, termasuk perantara lokal maupun importir bayangan yang beroperasi di balik layar.
Kasus penyelundupan beras ini kembali menegaskan kompleksitas masalah pangan di Indonesia.
Di tengah upaya pemerintah menstabilkan harga dan menjaga stok, jaringan ilegal tampak terus mencari celah untuk meraup keuntungan besar, bahkan jika itu berarti melanggar hukum dan mengancam petani di negeri sendiri.
| Detik-detik Raja Judol Dipulangkan ke China Usai Ditangkap Thailand |
|
|---|
| Satgas Polda Metro Cek 61 Titik Jual Beras, Satu Masih Langgar HET |
|
|---|
| Capaian Swasembada Produksi Beras Nasional Mampu Mengangkat Kehormatan Bangsa |
|
|---|
| Beras Dijual di Atas HET, Satgas Polda Metro Jaya Gelar Pemantauan Ketat |
|
|---|
| Intervensi Harga Beras, Pemerintah Diminta Tidak Gunakan Tindakan Represif Pada Pedagang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Menteri-Pertanian-RI-Andi-Amran-Sulaiman-saat-diwawancarai-awak-media.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.