Projo Sebut Dukungan ke Prabowo Atas Arahan Jokowi, Tetapi Aspirasi Arus Bawah Juga

Ringkasan Berita:

• Presiden ke-7 RI Jokowi tidak hadir langsung di Kongres III Projo di Hotel Grand Sahid Jaya karena sakit, dan pidatonya disampaikan lewat video. Sekjen Projo menegaskan tidak ada keretakan hubungan dengan Jokowi.
• Dukungan Projo kepada Presiden Prabowo Subianto disebut merupakan arahan langsung Jokowi dan sejalan dengan hasil Musyawarah Rakyat (Musra) menjelang Pilpres 2024.
• Projo akan mengganti logo bergambar Jokowi agar tidak terkesan kultus individu dan berorientasi pada rakyat. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kongres III Projo, yang merupakan relawan Jokowi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/11/2025), disorot karena Presiden ke-7 RI Jokowi tidak hadir di saat- saat akhir.

Bukan hanya karena absennya Presiden ke-7 RI Jokowi selaku Dewan Penasuhat Projo, tetapi juga karena arah politik Projo beralih mendukung Presiden Prabowo Subianto.

Jokowi, yang tak hadir secara langsung disebut tengah sakit dan dilarang dokter menghadiri keramaian. 

Karenanya pidato Jokowi diputar lewat layar LED di panggung utama konges.

Sekjen Projo, Handoko, menepis anggapan bahwa absennya Jokowi menandakan keretakan hubungan.

“Enggak ada keretakan. Pak Jokowi tetap kasih pidato meski lewat video. Minggu lalu juga kami diterima di Solo,” ujarnya.

Handoko justru menegaskan bahwa dukungan Projo kepada Prabowo Subianto lahir dari arahan Jokowi sendiri.

Meskipun dukungan ke Prabowo katanya juga sejalan dengan hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Projo menjelang Pilpres 2024, 

 “Ya gimana, kan kita pendukungnya Pak Jokowi. Dan arahan beliau memang untuk mendukung Pak Prabowo,” katanya.

Menurut Handoko, mayoritas anggota menyuarakan dukungan untuk pasangan Prabowo–Gibran saat Pilpres.

“Hasil Musra jelas, aspirasi bawah mendukung Prabowo. Itu prosesnya panjang, banyak nama muncul, tapi akhirnya mengerucut ke Prabowo,” tambahnya.

Baca juga: Budi Arie Setiadi Bakal Gabung Partai Gerindra, Ada Sufmi Dasco di Kongres III Projo

Ketua Umum Budi Arie Setiadi mengatakan kongres kali ini juga menandai transformasi simbolik Projo. 

Ia mengumumkan rencana perubahan logo Projo yang sebelumnya berupa wajah Jokowi dan selama ini melekat.

Logo itu katanya akan ditanggalkan, karena terkesan kultus individu. 

“Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Projo bukan lagi Pro Jokowi, tapi Projo sebagai rakyat dan negeri,” kata Budi.

Sedangkan menurut Handoko, perubahan logo bukan arahan Jokowi.

Melainkan keputusan internal agar organisasi tidak lagi berorientasi pada satu sosok.

“Pak Jokowi sudah tidak Presiden. Sekarang Presiden Pak Prabowo. Jadi simbolnya harus rakyat, bukan orang,” jelasnya.

Sinyal dukungan ke Gerindtra makin kuat dengan hadirnya Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. 

Dasco menegaskan kehadirannya murni sebagai sahabat Projo yang diundang.

“Saya datang memenuhi undangan sahabat Projo. Acara ini meriah sekali, anggotanya antusias,” ujarnya.

Meski belum mendengar langsung rencana Budi Arie bergabung ke Gerindra, Dasco menyebut partainya selalu terbuka.

Baca juga: Meski Tak Lagi Jadi Menteri, Budi Arie Pastikan Projo Tetap Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

“Kalau Gerindra siap menerima gelombang besar dari mana pun. Aspirasi tentu akan kita pertimbangkan,” katanya.

Ketua DPP Projo, Bonar mengatakan sejak awal pencalonan Prabowo–Gibran, Projo sudah mantap mendukung.

“Kita ormas pertama yang mempelopori dukungan ke Pak Prabowo. Itu arahan Pak Jokowi dari awal,” ungkap Bonar.

Ia juga menegaskan, nama Projo sejak awal tidak dimaksudkan sebagai akronim dari Pro Jokowi.

“Memang dulu cocok disebut Pro Jokowi, tapi sebenarnya kata Projo itu umum. Sekarang kita tegaskan maknanya: negeri dan rakyat,” pungkasnya.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp