Makan Bergizi Gratis

Prof Ferry Latuhihin Ungkap MBG Cuma Butuh Rp 5 Triliun Pertahun, Bukan Rp 335 Triliun: Pemborosan!

Prof Ferry Latuhihin Ungkap MBG Cuma Butuh Rp 5 Triliun Pertahun, Bukan Rp 335 Triliun: Pemborosan!

Channel YouTube Rhenald Kasali
PROGRAM MBG PEMBOROSAN - Pengamat ekonomi dan analis pasar modal Prof Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) Presiden Prabowo sebenarnya hanya membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun pertahun dan bukan sampai Rp 335 triliun, seperti yang dianggarkan pemerintah. Hal itu diungkapkan Ferry Latuhihin saat berbincang dengan akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali di channel YouTube @rhenald.kasali yang tayang, Kamis (2/10/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dan analis pasar modal Prof Ferry Latuhihin mengungkapkan bahwa program makan bergizi gratis (MBG) Presiden Prabowo sebenarnya hanya membutuhkan dana sekitar Rp 5 triliun pertahun dan bukan sampai Rp 335 triliun, seperti yang dianggarkan pemerintah.

Hal itu diungkapkan Ferry Latuhihin saat berbincang dengan akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali di channel YouTube @rhenald.kasali yang tayang, Kamis (2/10/2025).

Rhenald Kasali mengawali perbincangan dengan menjelaskan bahwa Prof Ferry Latuhihin pada lima bulan lalu sempat meramalkan akan terjadi social unrest akibat kebijakan pemerintah.

Baca juga: 6 Murid SDN Kota Baru 3 Kota Bekasi Muntah hingga Dibawa ke RS Ananda setelah Menyantap Menu MBG

Ramalan Ferry Latuhihin itu terbukti dengan terjadinya demo besar yang rusuh pada akhir Agustus lalu.

Social unrest adalah ketidakpuasan publik yang memanifestasikan diri dalam berbagai bentuk aksi kolektif, seperti protes, demonstrasi, atau kerusuhan, yang bertujuan mengganggu ketertiban sosial.

Fenomena ini mencerminkan ketidakpuasan terhadap kondisi sosial, ekonomi, atau politik dalam suatu masyarakat dan dapat bersifat spontan atau terorganisir, baik secara damai maupun dengan kekerasan.

"Om Ferry, beberapa waktu yang lalu sudah meramalkan akan terjadi social unrest. Dan terjadi. Apa dasarnya ini? Karena koplak atau apa?" tanya Rhenald.

"Ya, pertama kebijakannya, sangat berbeda dengan rezim-rezimnya sebelumnya. Sangat ultra populis ya. Dan yang kedua, ultra populis ini, dalam arti adalah menghabiskan uang for nothing," ujar Ferry.

Salah satunya menurut Ferry, adalah program MBG yang dibanggakan Presiden Prabowo.

"MBG itu enggak ada hasil apa-apa. Yang kedua juga kalau kita mau tetap menjalankan MBG, itu seharusnya cukup dengan modal Rp 5 triliun. Yaitu berikan kepada mereka-mereka yang membutuhkan, terutama daerah-daerah tertinggal. Rp 5 triliun setahun itu cukup. Bukan Rp 370 triliun atau Rp 328 triliun," kata Ferry, alumnus ternama dari Erasmus University Rotterdam, Belanda, yang menyelesaikan pendidikan dari jenjang S1 hingga S3.

Menurut Ferry, anak-anak sekolah seperti di kota-kota besar tidak membutuhkan MBG.

"Lihat saja, anak-anak di kota-kota besar, yang badannya bugar-bugar mereka basically tidak membutuhkan, tidak kekurangan gizi.  Malah kelebihan gizi. Nah, jadi yang saya pertanyakan kenapa kok yang seharusnya cuma perlu Rp 5 triliun harus Rp 300 triliun. Itu kan jauh sekali," katanya.

Bahkan menurut Ferry, pada akhirnya keracunan MBG marak terjadi di mana-mana.

Baca juga: Ferry Latuhihin Ungkap Purbaya Yudhi Jualan Bohong, Bukan Orang Tepat Jabat Menteri Keuangan

"Dan sekarang kita lihat sendiri bagaimana hasilnya. Di mana-mana orang keracunan MBG. Sama sekali tidak well manage ya kan. Bahkan ada menu yang isinya cuma tempe doang," ujar Ferry.

Ia juga menyoroti soal sanitasi dari menu MBG.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved