Demo

Ramai Disuarakan, Rupanya Tak Semua Ojol Setuju Soal Potongan Komisi Jadi 10 Persen

Ramai Disuarakan, Rupanya Tak Semua Ojol Setuju Soal Penurunan Potongan Komisi Jadi 10 Persen

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Alfian Firmansyah
DEMONSTRASI- Suasana ratusan driver ojek online melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Rabu (17/9/2025). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Di tengah desakan sejumlah pihak untuk menurunkan potongan aplikasi ojek daring (ojol), hasil survei terbaru menunjukkan sebagian besar pengemudi ojol justru menyetujui potongan 20 persen.

Namun, kesediaan itu bersyarat, yakni jumlah pesanan harus tetap melimpah dan pengemudi mendapatkan perlindungan tambahan seperti asuransi kecelakaan dan bantuan servis kendaraan.

Dikutip dari RRI, survei dilakukan Tenggara Strategics pada 16–17 September 2025 melalui wawancara telepon terhadap 1.052 responden di wilayah Jabodetabek.

Hasilnya, sebanyak 82 persen pengemudi menyatakan lebih memilih potongan 20 persen dengan jaminan pesanan tinggi dibanding potongan 10 persen dengan order terbatas.

”Yang penting ada jaminan kesehatan dan servis motor ringan,” kata Dedi (37), pengemudi ojol asal Depok pada Rabu (17/9/2025).

Sebanyak 54 persen responden juga menilai potongan 20 persen masih wajar selama aplikasi memberikan manfaat tambahan bagi mitra pengemudi.

Harapan utama mereka adalah adanya perlindungan kerja dalam bentuk asuransi, perawatan kendaraan ringan, dan sistem bonus yang transparan.

Dalam temuan lain, sebanyak 18 persen responden mengaku pernah bekerja di platform dengan potongan hanya 10 persen.

Namun, 42 persen dari kelompok ini justru menyatakan pendapatan mereka lebih rendah dibanding ketika potongan 20 persen masih berlaku.

Hanya 15 persen yang merasa pendapatan lebih tinggi saat potongan lebih kecil.

“Kalau order-nya sedikit, potongan kecil juga percuma. Tetap saja penghasilan nggak cukup,” ujar Iwan (29), pengemudi dari Bekasi.

Sementara itu, perdebatan seputar status hubungan kerja antara pengemudi dan perusahaan aplikasi juga terangkat dalam survei ini. 

Sebanyak 52 persen pengemudi menyatakan tidak keberatan dianggap sebagai mitra selama jam kerja tetap fleksibel.

Sementara itu, 33 persen lainnya menginginkan skema kemitraan yang ditambah dengan manfaat perlindungan sosial seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

Hanya 15 persen yang menyuarakan keinginan menjadi karyawan tetap.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved