Demo

12 Mahasiswa Pingsan Kena Tembakan Gas Air Mata Saat Aparat Bubarkan Demo di Unpas dan Unisba 

12 Mahasiswa Pingsan Kena Tembakan Gas Air Mata Saat Aparat Bubarkan Demo di Unpas dan Unisba 

Kompas.com/Faqih Rohman Syafei
12 MAHASISWA PINGSAN - Petugas menunjukkan kaca masjid di dekat gedung kampus Unpas di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Jawa Barat pecah diduga usai pembubaran dan sweeping mahasiswa yang terjadi pada Senin (1/9/2025) malam. Sedikitnya 12 mahasiswa pingsan terkena tembakan gas air mata aparat dalam insiden tersebut. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sedikitnya sebanyak 12 mahasiswa pingsan terkena tembakan gas air mata saat aparat keamanan melakukan upaya pembubaran dan penyisiran di lingkungan kampus Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari, usai aksi unjuk rasa di Kota Bandung, Senin (1/9/2025) malam.

Pantauan Kompas.com melaporkan sejumlah mahasiswa di dalam kampus menjadi sasaran tembakan gas air mata dari aparat.

Bahkan insiden tersebut menyebabkan kaca masjid di dekat gedung Unpas pecah.

Baca juga: Terduga Provokasi Penyerangan Polsek Cipayung Jaktim Ditangkap

Satu unit sepeda motor yang terparkir di luar kampus juga dilaporkan terbakar. 

Sampai Selasa (2/9/2025) pagi, petugas keamanan (satpam) kampus masih berjaga di depan gerbang masuk Unpas dan Unisba.

Sebanyak 48 proyektil peluru gas air mata yang berserakan ditemukan dari lokasi kejadian.

Kanit Keamanan Kampus Unpas, Rosid, mengatakan bahwa kampus Unpas menjadi titik evakuasi aksi unjuk rasa yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir.

Sementara peristiwa penyisiran aparat di Unpas terjadi sekitar pukul 23.30 WIB, Senin, yang mengakibatkan sekitar 12 mahasiswa pingsan.

Para mahasiswa tersebut langsung dievakuasi ke dalam gedung kampus.

"Titik evakuasinya cuma di Unpas saja. Kalau kronologi, nah terus kalau malam saya enggak ngeduga ada lagi demo kejadiannya 23.30 WIB," ucap Rosid saat ditemui di lokasi.

Menurut Rosid aparat keamanan datang dari arah Jalan Wastukencana dan Tamansari ke arah kampus.

Ia menjelaskan aparat tidak masuk ke dalam kampus, tetapi membubarkan massa di area luar.

"Anggota aparat keamanannya datangnya dari bawah. Walaupun itu diblokade, blokade sama bakar-bakaran kayu sama ban," kata Rosid.

Ia menambahkan, pembubaran dilakukan setelah terjadi insiden di kawasan sekitar DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro.

Aparat kemudian melakukan penyisiran ke sejumlah jalan dan menemukan massa dalam jumlah besar berkumpul di Unpas.

"Polisi membubarkan kerumunan sebetulnya kan setelah kejadian di Gasibu itu sweeping, Pak, sweeping ke jalan-jalan. Dia mengetahui juga di sini ada kumpulan lebih banyak, jadi titik kumpulnya di sini," ujar Rosid.

Menurut Rosid, saat aparat datang tidak ada perlawanan dari mahasiswa.

Baca juga: Dituding Picu Kerusuhan dan Diminta Turun Demo, Salsa Erwina: Gak Masuk Akal dan Bahayakan Nyawaku

"Enggak ada perlawanan (mahasiswa) karena di sini udah ngumpul. Teriak-teriak saja di sini," ucapnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, dalam keterangan videonya menjelaskan bahwa pihak kepolisian bersama TNI tengah melakukan patroli gabungan ke beberapa titik lokasi berdasarkan laporan intelijen dan masyarakat.

"Saat di lokasi Jalan Taman Sari ditemukan tumpukan batu dan kayu serta bakar-bakaran ban, dan di saat yang sama terdapat sekelompok orang yang memakai baju hitam yang diduga sebagai anarko," kata Hendra dalam keterangannya, Selasa (2/9/2025).

Menurut Hendra, kelompok tersebut melakukan penutupan dan memblokade jalan di Taman Sari serta bersikap anarkistis.

"Sehingga tim patroli berskala besar gabungan TNI-Polri ini turun," ucapnya.

"Mereka secara khusus merancang skenario provokator di mana mereka memancing petugas dan memaksa mundur ke kampus Unisba dengan harapan petugas menyerang kampus," ujar Hendra.

Menurut Hendra, petugas tetap bersikap tenang dan berusaha tidak terpancing dengan skenario kelompok tersebut.

"Kami tetap tenang dan tidak terpancing dengan skenario mereka dan kami lakukan penyisiran sepanjang jalan," katanya.

Akan tetapi, kata Hendra, dalam video rekaman yang didapatkan kepolisian, kelompok tersebut melemparkan bom molotov ke tim patroli yang saat itu menggunakan motor dan mobil patroli hingga kendaraan rantis Brimob.

"Anarko melakukan provokasi dari dalam kampus Unisba dengan melempar bom molotov ke tim patroli kendaraan roda dua dan empat mobil rantis Brimob, terlihat yang ada di video kami," kata Hendra.

Baca juga: Tak Ada Demo Anarkis dan Rusuh di Depok, Rencana Aksi Rabu Batal, Ini Kunci Sukses Forkopimda

Akibat tindakan itu, polisi melakukan penembakan gas air mata di jalan raya dan asap gas tertiup angin ke arah parkiran Unisba.

"Tim kemudian menembakkan gas air mata di jalan raya yang kemudian tertiup angin ke arah parkiran Unisba, ini yang kemudian diinginkan oleh provokator anarko, dan memang mereka menunggu momen untuk membenturkan antara mahasiswa dan petugas," kata Hendra.

Menurut Hendra, peristiwa petugas yang merangsek masuk kampus dan menembakkan gas air mata adalah hoaks.

"Mereka membuat framing di media sosial di akun-akun mereka bahwa petugas masuk kampus dan membawa senjata peluru karet serta menembakkan gas air mata, yang semua itu adalah hoaks," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Saran dan Pesan Redaksi: Unjuk rasa dan demonstrasi merupakan hak konstitusional warga negara dalam berdemokrasi dan menyuarakan aspirasi yang dilindungi Undang-Undang. Namun untuk kepentingan bersama, demonstrasi sebaiknya dilakukan secara damai tanpa adanya aksi penjarahan dan perusakan fasilitas publik.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved