Pencemaran Lingkungan

SPPG di Bekasi Kedapatan Buang Limbah MBG ke Selokan Permukiman, Warga Protes dan Minta Dihentikan

Warga Bojong Menteng Bekasi Protes, SPPG Buang Limbah MBG ke Selokan, Minta Dihentikan

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Budi Sam Law Malau
Wartakotalive.com/ Rendy Rutama
WARGA PROTES SPPG - Subur (35), salah seorang warga Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi mengaku pernah melihat petugas SPPG membuang limbah MBG ke ke aliran air selokan di kawasan rumah warga. Subur mengaku melihat proses pembuangan itu, dan setelahnya ia mencium aroma tidak sedap. 
Ringkasan Berita:
  • Warga Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi, mengeluhkan dugaan pembuangan limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh SPPG ke saluran air permukiman 
  • Beberapa warga mengaku air sumur menjadi keruh dan menyebabkan gatal-gatal, diduga akibat limbah MBG yang dibuang ke selokan lingkungan mereka.
  • Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi menindaklanjuti laporan tersebut dengan verifikasi lapangan dan pengambilan sampel air untuk uji laboratorium, guna memastikan sumber pencemaran

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI -- Sejumlah warga di kawasan RT 5/ RW 4, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi mengeluhkan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam mengolah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ada di wilayah mereka.

Sebab, SPPG tersebut dituding wara membuang limbah MBG ke selokan atau saluran air pemukiman warga.

Subur (35), salah seorang warga mengatku pernah melihat petugas SPPG membuang limbah MBG ke ke aliran selokan di kawasan rumah warga.

Baca juga: Mampu Layani 1 Juta Warga, Proyek Pengolahan Air Limbah di Pluit Jakut Ditarget Rampung 2027

Subur mengaku melihat proses pembuangan itu, dan setelahnya ia mencium aroma tidak sedap.

"Saya iseng-iseng aja cari sumber bau, ternyata lagi disedot, dibuang ke sini (selokan warga). Saya videoin, saya kirim ke RT. Pak RT langsung merespon, langsung ke sini," kata Subur, Jumat (31/10/2025).

Warga lainnya, Zaenab (44) yang setiap harinya memanfaatkan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari mengaku khawatir, limbah MBG yang dibuang SPPB mencemari air tanahnya.

Ia khawatir aliran sumur yang ia manfaatkan setiap hari itu menjadi tercemar limbah MBG.

Meski hingga saat ini, kata Zaenab, sumurnya belum terdampak terkait pencemaran limbah tersebut.

Hanya saja ia berharap pihak terkait seperti Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi maupun Badan Gizi Nasional (BGN) menginstruksikan SPPG tidak membuang limbah MBG ke saluran air warga.

"Takutnya tercemar, tapi sekarang belum kena, mudah-mudahan jangan, khawatirnya itu doang," jelas Zaenab.

Kekhawatiran Zaenab bertambah usai dirinya menuturkan ada dua warga yang diduga sudah terdampak pencemaran tersebut.

Menurunya warga yang terdampak mengalami gatal karena air sumur di rumah mereka berubah warna menjadi keruh.

Mereka menduga akibat pencemaran limbah MBG dari SPPG.

Baca juga: Warga Gelisah Jalan Mandor Samin Cilodong Depok Digenangi Air Limbah Domestik

"Ada dua orang yang sudah kedampak, gatal-gatal badannya," tuturnya.

Sementara itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi merespons pengaduan warga terkait dugaan pencemaran lingkungan yang terjadi di lokasi tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis LH) Kota Bekasi, Kiswatiningsih mengatakan mengetahui keluhan warga lewat pemberitaan di media online.

Dalam pengaduan itu, warga mengeluhkan saluran drainase yang mengeluarkan bau tidak sedap hingga air sumur yang menimbulkan dampak gatal-gatal pada kulit.

Semuanya diduga akibat imbah kegiatan dapur MBG yang dibuang SPPG ke saluran air warga.

"Ketika verifikasi lapangan diketahui bahwa air limbah domestik yang bersumber dari cucian peralatan masak dan makan ditampung kedalam biotank yang sudah kedap air. Selanjutnya air limbah yang sudah ditampung dilakukan penyedotan dengan menggunakan jasa penyedotan air limbah," kata Kiswatiningsih, Jumat (31/10/2025).

Kiswatiningsih menjelaskan sebagai tindak lanjut, pihaknya bersama UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup (LAB LH) mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan pengambilan sampel di sejumlah titik.

Titik itu meliputi saluran pembuangan air limbah yang bersumber dari cucian peralatan masak dan makan, serta sumber air baku yang berasal dari air tanah (jet pump).

Upaya itu dilakukan sebagai bentuk nyata pihak DLH Kota Bekasi secara transparan dan akuntabel, serta mengedepankan kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kualitas lingkungan di Kota Bekasi.

"Langkah ini dilakukan untuk mengetahui sumber pencemaran dan menilai tingkat kualitas air, guna menentukan langkah penanganan lebih lanjut," jelasnya. (M37)

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News dan WhatsApp

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved