Amplop cokelat tersebut dikirimkan ke rumah keluarga Arya Daru di Yogyakarta, dan diterima oleh asisten rumah tangga (ART).
Namun, tidak diketahui siapa yang mengirimkan amplop tersebut, karena tidak ada identitas pengirim.
Pihak keluarga, kata Nicholay, telah menyerahkan simbol-simbol berbahan busa tersebut kepada pihak kepolisian.
Saat ini, pihak keluarga berharap agar penyelidik mendalami makna dari simbol-simbol yang dikirimkan.
“Itu sudah disampaikan oleh pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu. Pesan apa yang terkandung dari simbol-simbol itu,” kata Nicholay.
“Yang paling membuat pihak keluarga bertanya-tanya adalah cara kematian almarhum yang informasi beredar dan fakta-fakta yang diungkapkan pada saat konpers dari Polda (Metro Jaya) itu hasil forensik. Ada luka lebam, ada luka-luka di bagian tubuh lainnya,” imbuhnya.
Hal lain yang juga dipertanyakan pihak keluarga adalah adanya plastik yang membungkus wajah diplomat Kemlu tersebut, kemudian dililit lakban.
“Masa orang bunuh diri memplastikkan dulu wajahnya kemudian melakban secara rapi. Inilah misteri dari meninggalnya almarhum yang harus kita ungkapkan bersama,” tambah Nicholay.
Pihaknya meminta Polri, dalam hal ini Polda Metro Jaya, untuk kembali melakukan penyelidikan secara komprehensif.
“Lebih bagus lagi jika penyelidikan diambil alih oleh Mabes Polri," tuturnya.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09