3. Menjaga kebersihan pakaian. Sebagai benda terluar yang menempel di tubuh, pakaian juga harus bersih dari kotoran dan kuman untuk menunjang kebersihan dan kenyamanan.
4. Manajemen kebersihan menstruasi dan pubertas pada siswi. Menstruasi masih dianggap sebagai penyakit oleh sebagian anak perempuan, di mana sebanyak 20 % anak perempuan memilih tidak masuk sekolah akibat menstruasi2.
5. Kebersihan lingkungan melalui kebiasaan memisahkan sampah kemasan sehingga tidak berakhir di TPA untuk bumi yang lebih berkelanjutan. Kao Indonesia mendaur ulang sampah kemasan sebanyak 1.932 kemasan yang terkumpul di waste point yang disediakan di 7 titik sekolah
Baca juga: Program MBG Berikan Banyak Dampak untuk Warga, Rp 1 triliun Masuk ke Yogyakarta
Sementara itu, Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas, Direktorat Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kemenkes RI, dr. Elvieda Sariwati menilai keterlibatan sektor swasta menjadi sangat penting dalam memperluas pembudayaan GERMAS di Masyarakat.
Menurutnya, program edukasi Anak KAO (Kreatif, Aktif, Optimis) – Sekolah Sehat diharapkan tidak mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah antara lain makan makanan bergizi seimbang termasuk mengendalikan konsumsi gula berlebih, rajin aktivitas fisik atau olah raga 1 jam per hari, tidak merokok, cuci tangan yang benar, mengikuti cek kesehatan; menjadi poin penting dan mendasar.
"Selain itu juga juga menciptakan lingkungan yang kondusif serta memberikan teladan bagi anak-anak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penguatan TRIAS UKS (Upaya Kesehatan Sekolah) bersama Puskesmas setempat serta dukungan orangtua dan guru juga merupakan hal penting yang harus didapatkan oleh anak khususnya siswa SMP. Saat ini Kementerian Kesehatan juga sedang melaksanakan program cek kesehatan gratis sekolah, diharapkan program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat ini juga mendukung agar semua anak sekolah mendapatkan cek kesehatan gratis ini dan tindak lanjut hasilnya, sehingga anak sehat, bugar, cerdas baik fisik maupun mental menuju Indonesia emas 2045,” ujar Elvieda.
Baca juga: Banyak Lakoni Adegan Wow Bikin Lania Fira Kesulitan Jadi Pacar Chicco Kurniawan
Adapun selain program edukasi Anak KAO – Sekolah Sehat, Kao Indonesia juga menginisiasi Anak KAO BISA (Bijak Sampah) di 10 sekolah terpilih sebagai upaya untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kebersihan diri dan lingkungan dengan memilah dan mengolah sampah plastik dengan semangat “bring knowledge into practical”.
Melalui penyediaan Waste Point, anak-anak diajak mempraktikkan pemilahan sampah, seperti mengumpulkan kemasan bekas pakai produk Kao untuk kemudian didaur ulang bersama mitra pengelola sampah sehingga tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain itu, pilot project Kompetisi Duta Anak KAO tahun ini juga mulai dijalankan, dimana Kao Indonesia mengajak peran serta guru dan siswa untuk menjadi penggerak (agent of change) perubahan di lingkungan sekolah.
"Dari sisi jangkauan program, Anak KAO – Sekolah Sehat 2025 melibatkan sekolah-sekolah di daerah Nusa Tenggara Timur dan Papua, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih luas tentang pemahaman kebersihan diri dan lingkungan. Sedangkan dari aspek behavior change, kami ingin anak-anak menjadi penggerak dan promotor perubahan melalui Kompetisi Duta Anak KAO dimana anak-anak akan menyelesaikan rangkaian misi dan tantangan terkait kebersihan diri dan kepedulian lingkungan. Selain itu, kami melanjutkan program Anak KAO Bijak Sampah (BISA) untuk mengajak anak-anak memilah dan mendaur ulang produk kemasan Kao,” ujar Shoichi lagi.