”Ini merupakan upaya mengembalikan sejarah kota dengan kawasan Kebayoran, juga sejarah bangsa Indonesia dengan bendera pusakanya, serta sejarah internasional dengan keberadaan ASEAN, sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global,” pungkas Nirwono.
Sementara itu Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, M. Fajar Sauri mengatakan, pihaknya memiliki konsep di mana menuju ke tempat hijau dengan cara yang hijau.
Inilah yang menjadi visi besar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam menata tiga taman di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yaitu Taman Langsat, Ayodya, dan Leuser. Tiga taman tersebut akan terintegrasi menjadi satu dengan nama Taman Bendera Pusaka.
Fajar menjelaskan, dengan luas sekitar enam hektare, Taman Bendera Pusaka didesain untuk menghadirkan harmoni dalam ekologi alam.
Di tengah kepadatan kota, keberadaan alam harus dipertahankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
”Salah satu yang dipertimbangkan dalam desain taman adalah aspek ekologi. Dengan mengembalikan ekosistem alami taman sebagai paru-paru kota, kami berupaya melestarikan pohon-pohon eksisting untuk menjaga sumber daya yang sudah ada dan meningkatkan kualitas lingkungan,” jelas Fajar.
Pedagang Pasar Barito Tegas! Tolak Relokasi
Ketua Paguyuban Pasar Barito, Karno, menegaskan pedagang menolak relokasi sekaligus pengelolaan di bawah naungan PD Pasar Jaya.
Hal tersebut merespons Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) yang menawarkan solusi kepada para pedagang Pasar Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Para pedagang dapat memilih lokasi pasar yang diinginkan dengan menggratiskan sewa lapak pasar selama tiga bulan hingga menunggu lokasi usaha di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, rampung dibangun.
Menurut Karno, meski diberikan fasilitas gratis selama tiga bulan, pedagang tetap enggan pindah karena khawatir usahanya tidak berjalan lancar.
“Intinya, kalau kami disuruh pindah ke (pasar di bawah naungan) PD Pasar Jaya mana pun, entah itu yang di Mampang, Pondok Labu, Mayestik, pedagang tuh enggak ada yang mau," ujarnya, saat ditemui Warta Kota di lokasi, Rabu (6/8/2025).
"Enggak ada yang mau sama sekali, walaupun digratiskan selama 3 bulan. Nah, nanti setelah itu (3 bulan), ke depannya gimana? Dan selama 3 bulan kami dagang itu kira-kira laku apa enggak? Kan gitu," sambung dia.
Baca juga: Tak Hanya Bendera Merah Putih, Bendera One Piece Ikut Diburu Jelang HUT RI
Karno menegaskan, penolakan ini menjadi sikap tegas pedagang. Ia berharap pemerintah dapat memperbaiki kondisi pasar dan taman secara bersama-sama tanpa harus memaksa relokasi.
“Harapan semua pedagang, kalau memang pemerintah punya program untuk taman, ya sudahlah artinya dibenahi sama-sama. Kita percantik taman dan tempat dagang, bisa dibuatkan pintu akses agar pengunjung yang berjalan-jalan di taman bisa membeli makanan dan oleh-oleh,” tambah Karno.