Jumlah korban sipil terus bertambah, sementara pasokan kebutuhan pokok semakin terbatas di wilayah yang telah terkepung selama hampir dua tahun.
Menurut laporan dari otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 74 warga Palestina tewas dalam serangan Israel pada Senin, termasuk 36 orang yang tengah mengantre bantuan.
Netanyahu juga tengah menghadapi tekanan domestik yang semakin besar untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas.
Rekaman terbaru menunjukkan kondisi dua tahanan Israel yakni Rom Braslavski dan Evyatar David yang tampak dalam keadaan sangat lemah dan kekurangan gizi.
Pada hari yang sama, Netanyahu menegaskan kembali target utama pemerintahannya dalam perang ini, yakni melenyapkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera.
“Kita harus terus bersatu dan berjuang bersama untuk mencapai semua tujuan perang kita, mengalahkan musuh, membebaskan sandera kita, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ujarnya dalam rapat kabinet.
Petinggi Hamas, Osama Hamdan, menyatakan, Israel bertanggung jawab atas nyawa para sandera yang masih ditahan.
Ia juga menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya bersikap pasif terhadap kekejaman yang dilakukan Israel di Gaza.
“Pemerintahan Netanyahu memikul tanggung jawab penuh atas nyawa para tawanan karena sikap keras kepala, arogansi, dan penolakannya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, serta eskalasi perang pemusnahan dan kelaparan terhadap rakyat Palestina,” kata Hamdan.
Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News
Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09