"Tidak ada biaya untuk pemasangan microchip. Ini bentuk pelayanan kami supaya kepemilikan hewan lebih jelas dan bisa dibedakan dengan hewan jalanan," ujarnya.
Hardiyanto Kenneth berharap, Puskeswan Ragunan bisa menjadi percontohan nasional dan bahkan internasional dalam pelayanan kesehatan hewan.
Dia juga mengapresiasi rencana pembangunan pet hotel sebagai sumber pendapatan daerah.
"Saya ingin Puskeswan ini menjadi contoh nasional dan internasional. Ini tantangan buat Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional," kata Hardiyanto Kenneth. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul BPJS Hewan Tuai Polemik, Pemprov DKI Pertimbangkan Subsidi Layanan Kesehatan Hewan Warga Tak Mampu, https://jakarta.tribunnews.com/2025/06/09/bpjs-hewan-tuai-polemik-pemprov-dki-pertimbangkan-subsidi-layanan-kesehatan-hewan-warga-tak-mampu?page=all#goog_rewarded.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.