"TNI tidak akan membiarkan masyarakat Papua hidup dalam ketakutan di tanah kelahirannya," sambungnya.
Menurut Kristomei, kehadiran TNI untuk memberikan pelayanan kesehatan, edukasi, dan pengamanan pembangunan jalan ke Hitadipa, justru dimanipulasi oleh kelompok OPM yang menjadikan warga sebagai tameng dan menyebarkan narasi ancaman terhadap masyarakat.
Dalam keterangan tersebut, disampaikan pula pernyataan Kepala Suku Kampung Sugapa, Melianus Wandegau, yang menyebut bahwa masyarakat telah disesatkan oleh propaganda OPM.
“Kami dijanjikan kesejahteraan oleh mereka (OPM), namun kenyataannya kami hanya dijadikan alat dan pelindung dari serangan. Warga dijadikan tameng untuk melawan TNI,” ujar Wandegau.
Tokoh OPM Ditembak Mati
Salah seorang tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) bernama Nekison Enumbi berhasil dilumpuhkan Satgas TNI dalam sebuah operasi yang berlangsung di Distrik Ilamburawi, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (10/5/2025).
Operasi ini merupakan hasil kerja sama Satgas TNI dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Satgas TNI berhasil melumpuhkan Nekison setelah diperoleh informasi intelijen mengenai keberadaan tokoh OPM tersebut.
Dansatgas Media Koops TNI Habema Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono menerangkan, Nekison dikenal sebagai salah seorang pimpinan OPM wilayah Yambi.
Selama ini, dia jadi buronan karena keterlibatannya dalam berbagai aksi teror bersenjata di wilayah Papua Tengah.
"Keberhasilan ini merupakan bentuk nyata dari komitmen TNI untuk menjaga stabilitas keamanan dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman teror bersenjata. Operasi ini dilakukan secara terukur berdasarkan informasi akurat dari Satgas BIN," kata Iwan.
Baca juga: Ini Alasan OPM Serang 7 Guru dan Nakes di Yahukimo, Papua
Dalam operasi tersebut, Nekison atau yang dikenal dengan Bumi Walo itu tewas di tempat, meski sempat melakukan perlawanan terhadap Satgas TNI.
Dari lokasi kejadian, Satgas TNI mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga digunakan dalam aksi kekerasan.
Iwan berujar bahwa barang bukti itu berupa tiga butir munisi kaliber 9 mm, satu selongsong peluru kaliber 5,56 mm, dua buah kapak, enam buah parang, serta dua unit alat komunikasi HT.
Satgas TNI juga menemukan tiga buah sarung pistol, dua unit handphone GSM, satu unit handphone Android, empat buah busur panah, dan 90 buah anak panah.