Pasalnya, Azzahra tidak ingin kualitas bakso usahanya itu menurun atau pakai bahan-bahan pengawet.
"Saya produksi sendiri, bikin sendiri gitu. Jadi banyak yang pada ngomong itu oke lah (enak rasanya) gitu," ungkap Azzahra.
"Kami pakai daging sapi, sehari bisa 30 - 40 kilogram bakso. Kalau dagingnya itu 25 kilogram, jarena juga kan kami campur," imbuhnya.
Namun meski melakukan produksi dalam jumlah banyak, namun bakso tersebut selalu habis dalan sehari.
Bahkan, para pembeli kerap sudah mengantre dari awal dibukanya lapak Azzahra sekira pukul 10.00 WIB.
"Alhamdulillah kami selalu habis," katanya.
Adapun omzet yang didapat Azzahra dalam sehari, bisa mencapai Rp 3 - 3 juta.
"Karena enggak bisa dipastikan ha orang mengambil itu kan, bahkan kami anak-anak pun is oke aja, terserah gitu, mereka namanya senang, oh ini banyak loh (ngambilnya)," jelasnya.
Azzahra berujar, ia membenarkan jika usaha ini sekaligus ladang sedekah untuknya.
Pasalnya, ia selalu merasa senang tatkala pembeli datang dan menikmati suguhan baksonya dengan cara yang unik.
"Ya enggak rugi sih, kami hitung-hitung berbagi, sedekah sama orang banyak gitu kan, jadi biar sama-sama enak, biar sama-sama senang," katanya.
Sementara itu, salah satu pembeli bernama Acong (29) mengaku mengetahui warung bakso Munjung Prasmanan dari sosial media.
Dia yang merupakan pecinta kuliner itu pun penasaran dan memutuskan menyambangi langsung lapak tersebut.
Rupanya, apa yang dipromosikan di sosial media sesuai dengan kenyataan.
Dia bahkan bisa mengambil banyak bakso hingga 1 piring penuh berikut tulang-tulangan dalam jumlah yang banyak.